Atlet Selancar Asal Parangtritis Bantul Berangkat ke PON dengan Biaya Sendiri dan Sukses Sabet Perak

Atlet selancar dari Parangtritis,  Irawan Dani Asmoro, sabet medali perak dalam pertandingan ekshibisi PON Papua. Karena merupakan laga ekshibisi

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
istimewa
Atlet selancar asal bantul yang sumbang perak dalam pertandingan ekshibisi PON Papua. 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Atlet selancar dari Parangtritis, Irawan Dani Asmoro, sabet medali perak dalam pertandingan ekshibisi PON Papua.

Karena merupakan laga ekshibisi, Irawan berangkat ke Papua dengan biaya sendiri.

Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) DIY pun berharap ke depannya, nasib para atlet selancar dapat lebih diperhatikan dan bisa bergabung ke KONI DIY.

Humas PSOI DIY, Ivan Galang mengatakan bahwa sebenarnya PSOI juga baru dikukuhkan di KONI pusat belum lama ini. Dan untuk cabang olahraga (cabor) selancar di PON juga masih dalam tahap ekshibisi. 

Baca juga: AC MILAN: Pengakuan Calhanoglu soal Fans Milan dan Derby della Madonnina

"Kemarin PSOI pusat mengundang PSOI provinsi untuk mengirimkan atletnya di dalam PON Papua untuk laga eksibisi. Dan atlet kita, Irawan Dani berangkat ke Papua dibantu sponsor dan donasi-donasi. Mau tidak mau harus biaya sendiri, karena PSOI DIY belum diakui dan pertandingan kemarin juga masih tahap ekshibisi, belum jadi cabor yang resmi dilombakan," ungkapnya, Jumat (24/9/2021).

Belum dikukuhkannya PSOI DIY menjadi bagian dari KONI DIY menjadi kegelisahan dari atlet selancar yang ada di DIY. Salah satunya adalah dalam hal akomodasi.

Maka dari itu sebelum berangkat ke Papua, ia bersama Irawan sempat menemui Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.

"Kemarin juga ada komunikasi dan Pak Halim membantu secara pribadi karena di Dinas sendiri belum ada anggaran untuk itu," ungkapnya.

"Pak Halim sangat support, karena surfing itu, yang notabene merupakan anak-anak Pantai Parangtritis selama ini juga sangat membantu SAR Satlinmas. Lahirnya surfing di Parangtritis sendiri juga peran dari SAR Satlinmas," imbuhnya.

Ia menceritakan, pada tahun 2006, SAR Satlinmas Pantai Parangtritis melakukan pengadaan barang papan selancar untuk penjaga pantai. Dan lambat laun pemuda-pemuda di Pantai Parangtritis berlatih surfing dengan papan yang dipinjami SAR Satlinmas.

"Kami difasilitasi karena harga papan juga mahal. Akhirnya teman-teman surfer ini kerap membantu ketika ada kecelakaan air, teman-teman surfer sering berkontribusi dalam penyelamatan wisatawan yang terbawa ombak di parangtritis," paparnya.

Dari sanalah muncul bibit-bibit atlet yang memiliki potensi. Salah satunya adalah Irawan Dani yang dalam PON Papua menyumbangkan medali perak dan mengharumkan nama DIY, khususnya Parangtritis Bantul.

Dengan prestasi ini, maka pihaknya akan
mendorong agar PSOI DIY dapat menjadi bagian dari KONI DIY. Sementara dari catatannya, jumlah atlet selancar di DIY berjumlah sekitar 50-an lebih dan tersebar di Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Gunungkidul. Untuk latihannya, mereka terbiasa menaklukkan ombak Pantai Parangtritis dan Wedi Ombo

"Kalau masalah ombak, parangtritis ini punya karakter ombak yang berbeda dengan di Bali, justru ini menjadi tantangan tersendiri bagi para surfer-surfer," ujarnya.

Ada bulan-bulan tersendiri mereka bisa mendapatkan ombak yang besar dan cocok untuk berlatih selancar, yakni di bulan Agustus dan September.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved