Persiapan Pembukaan Pariwisata, Pengelola Desa Wisata Kembang Arum Mulai Berbenah

Persiapan Pembukaan Pariwisata, Pengelola Desa Wisata Kembang Arum Mulai Berbenah

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
Tribunjogja/Ahmad Syarifudin
Hery Kustiyatmo, Ketua pengelola Desa Wisata Kembang Arum sedang memberikan makan ikan-ikan di area desa wisata. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Desa Wisata Kembang Arum (Dewi Kembar) di Kalurahan Donotirto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman mulai berbenah setelah adanya kelonggaran aktivitas masyarakat di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3.

Meskipun belum resmi dibuka, desa wisata dengan nuansa kampung Jawa ini mulai melakukan persiapan, sembari menunggu izin diperbolehkan beroperasi. 

"Sekarang kami sudah mulai pemanasan. Sarana prasarana Protokol Kesehatan sudah disiapkan. Ada tempat cuci tangan. Thermogun. Lalu imbauan prokes juga kami punya dari lagunya Didi Kempot," kata Ketua Pengelola Desa Wisata Kembang Arum, Hery Kustiyatmo, Rabu (22/9/2021). 

Hery menjelaskan, pemanasan yang dimaksud adalah mulai ada geliat aktivitas di pusat Desa Wisata, yaitu, menggelar pertunjukan Jathilan.

Pentas Jathilan secara online (live streaming) ini diinisiasi Dinas Kebudayaan dan dilaksanakan tanpa penonton. 

Selanjutnya, ada kegiatan outbound terbatas, dengan fokus untuk kegiatan olahraga dan menjaga stamina kebugaran.

Pesertanya pun dibatasi. Hal ini mulai dilakukan karena sudah hampir dua tahun, sejumlah kegiatan di desa wisata mandeg. 

"Ini juga sekalian pemanasan untuk mencoba para pemandunya," kata Hery. 

Selama pandemi Corona, kegiatan Desa Wisata Kembang Arum hampir mati suri.

Sempat ada geliat di masa new normal dengan dijadikan lokasi hajatan namun akhirnya redup kembali seiring penerapan PPKM darurat.

Hery mengatakan, selama masa pembatasan PPKM ini, oleh pengelola digunakan untuk membuat rencana dan berbenah. Di antaranya membuat lapangan bulu tangkis. 

Baca juga: Tiga Obyek Wisata di Bantul Diizinkan Gelar Uji Coba Selama PPKM Level 3

Baca juga: Baru 10 Tempat Usaha di DIY yang Memiliki Scan Barcode PeduliLindungi

Adanya sarana dan fasilitas olahraga di dalam desa wisata, nantinya diharapkan dapat menambah minat bagi pengunjung.

Sebab, tidak mudah menggaet wisatawan di masa sulit saat ini.

Apalagi, Hery bercerita, selama pandemi ini dirinya kehilangan sejumlah partner penggerak karena meninggal dunia.

Mulai dari tokoh PKK Dusun Kembangarum hingga 7 seniman profesional di bidang seni budaya karawitan. 

"7 tokoh seni yang meninggal itu penabuh gamelan. Jadi, pertunjukan Karawitan lengkap sekarang sudah tidak bisa. Diganti cokekan," ujarnya. 

Selama ini, Desa wisata Kembang Arum dikenal sebagai desa wisata edukasi, seni dan budaya. Tempat yang menyenangkan bagi anak-anak belajar melukis, teater, musik, olah vocal hingga pencak silat.

Desa wisata yang menempati lahan seluas 22 hektar itu, berbasis edukasi dan outbound. Tidak heran jika di pusat Desa Wisata, seluas 4 hektar, banyak menyediakan ruang terbuka. 

"Daya tampungnya sekitar 1.000 pengunjung," kata dia. 

Desa wisata ini dikelola oleh 40-50 warga setempat. Hampir semua pengelola sudah divaksin.

Sarana protokol kesehatan juga sudah disiapkan. Bahkan, tersedia pula ruang istirahat khusus bagi pengunjung yang kedapatan bersuhu melebihi 37 derajat celcius.

Namun demikian, Desa wisata Kembang Arum memang belum mengantongi sertifikat CHSE dari Kemenparekraf. 

Hery berharap, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman nantinya bisa memberikan pendampingan kepada desa wisata agar bisa mengurus sertifikat CHSE dan QR Barcode aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat utama dibolehkan ujicoba pembukaan di masa PPKM level 3

"Kami minta nantinya ada pendampingan. Supaya kami bisa memenuhi syarat buka. Nantinya pengunjung dibatasi pun nggak papa," kata dia. 

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Eka Pristiana Putra mengungkapkan, pihaknya memang akan melakukan pendampingan bagi destinasi wisata agar bisa mendapatkan sertifikat CHSE dan QR Code aplikasi PeduliLindungi.

Hal ini sebagai persiapan menuju ujicoba beroperasi di masa pandemi. 

"Yang tertarik untuk mendaftarkan, nanti akan kita dampingi. Terutama untuk pelaku wisata yang basisnya masyarakat. Dalam hal ini, utamanya desa wisata," kata Eka. (Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved