Kasus Melandai, RSUD Sleman Tutup Satu Bangsal Covid-19 Karena Tak Berpenghuni

Penerapan PPKM di Kabupaten Sleman, yang berjalan lebih dari dua bulan, telah menunjukkan hasil cukup baik. Kasus Coronavirus Disease-2019 (Covid-19)

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Ahmad Syarifudin
Kepala Dinas Kesehatan Sleman yang juga menjabat Plt Direktur RSUD Sleman, Cahya Purnama di Pendopo Parasamya Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Penerapan PPKM di Kabupaten Sleman, yang berjalan lebih dari dua bulan, telah menunjukkan hasil cukup baik. Kasus Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) di Bumi Sembada terus melandai.

Hal ini ditandai penurunan bed occupancy rate (BOR) di Rumah Sakit yang sekarang di angka 30 persen. Padahal, sebelumnya mencapai 90 persen. 

RSUD Kabupaten Sleman pun kini mulai mengefektifkan tenaga kesehatan (nakes). Bangsal Kenanga yang semula dimanfaatkan sebagai ruang isolasi Covid-19 kini telah ditutup karena sudah tidak berpenghuni.

Lalu, nakes dipindahkan ke bangsal non-Covid-19 di Alamanda. 

Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta Melandai Signifikan, Pemkot Pastikan Testing Tetap Maksimal 

"Ruangan (isolasi) kita padatkan. Jadi semula menggunakan Bangsal Kenanga. Namun karena sudah tidak dihuni, Maka Kenanga ditutup. Kemudian tenaganya dialihkan ke Alamanda. Jadi memang ada pengurangan satu bangsal," kata Plt Direktur RSUD Sleman, Cahya Purnama, di Pendopo Parasamya Sleman, kemarin. 

Cahya menjelaskan, meskipun satu bangsal ditutup namun pihaknya tidak terburu-buru mengalihkan bed isolasi. Artinya, alokasi bed isolasi Covid-19 di RSUD Sleman masih tetap dipertahankan sebesar 40 persen.

Menurutnya, yang dilakukan saat ini adalah pemadatan ruangan untuk mengefektifkan kinerja tenaga kesehatan. Tempat tidur di Bangsal Kenanga, meskipun saat ini ditutup, tetap disiapkan untuk mengantisipasi manakala ada ledakan kasus. 

"Jadi, jika ada ledakan kasus maka (bangsal Kenanga) bisa dipakai lagi. Ini hanya untuk efektivitas tenaganya, supaya tidak terlalu banyak," jelas Cahya yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. 

Tak jauh berbeda juga dilakukan RSUD Prambanan. Sekretaris Dinas Kesehatan Sleman, drg. Isa Dharmawidjaya mengatakan, ruang isolasi di RSUD Prambanan kini telah kembali normal.

Semula, sesuai Instruksi Gubernur DIY, saat pasien sedang tinggi-tingginya di Bulan Juli, ruang isolasi di RSUD Prambanan ditingkatkan hingga 45 ruangan. Kini ruang isolasi telah diturunkan. 

Baca juga: Tiga Tempat Perbelanjaan di Gunungkidul Mulai Gunakan Aplikasi PeduliLindungi

"Kasus di bulan Agustus mulai menurun, dan sekarang kita turunkan jumlah fasilitas isolasinya. Tapi kalau nanti terjadi ledakan lagi, kita sudah bisa kembali buka," kata dia. 

Selain BOR di Rumah Sakit, penurunan juga terjadi di selter isolasi. Tingkat Keterisian di selter isolasi di Kabupaten Sleman saat ini rendah.

Yaitu, hanya terisi sekitar 10 persen saja, dari total kapasitas 300 tempat tidur yang ada di 4 selter yang dikelola Kabupaten. Sebagaimana diketahui, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Sleman hingga 13 September 2021, total sebanyak 53.565 kasus.

Dari jumlah tersebut, pasien sembuh 45.999 orang atau setara 86 persen, dan 5.460 orang masih dalam perawatan. Sementara, 2.364 orang meninggal dunia. 

Tingkat kematian atau case fatality rate 4,3 persen. Angka kematian ini sudah menurun dibanding Minggu lalu, 4,4 persen.

Meski angka kasus Covid-19 mulai melandai dan PPKM turun ke level 3, masyarakat diminta tetap waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan. (rif) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved