Varian Mu Sudah Terdeteksi di 48 Negara, Berikut Daftarnya

Pemerintah memastikan Covid-19 varian Mu hingga saat ini belum terdeteksi masuk ke Indonesia.

Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
Vanessa JIMENEZ / AFP
Pekerja merawat pasien Covid-19 di unit perawatan intensif (ICU) di Bogota. Varian virus corona baru terdeteksi untuk pertama kalinya di Kolombia dan disebut "mu" menyebabkan gelombang pandemi paling mematikan di negara itu 

TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA  - Pemerintah memastikan Covid-19 varian Mu hingga saat ini belum terdeteksi masuk ke Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.

Dia menyebut, varian Mu hingga saat ini sudah menyebar di 48 negara di seluruh dunia.

Data tersebut diperoleh dari Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

GISAID adalah bank data yang saat ini mencatat data genom virus influenza termasuk virus corona SARS-CoV-2.

Sementara untuk Indonesia, sejauh ini pemerintah belum menemukan adanya varian tersebut.

"Belum (terdeteksi)," kata Nadia seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, Rabu (15/9/2021).

Sementara itu Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers 7 September 2021 mengatakan bahwa ada indikasi karakteristik Mu lebih ganas dibanding Delta.

Namun masih perlu penelitian lebih lanjut.

Sedangkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan varian Mu dapat menurunkan efektivitas dari vaksin seperti Varian Lambda.

"Kedua varian ini memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imunitas atau sistem kekebalan dari tubuh kita sehingga efektivitas dari vaksin yang diberikan akan menurun terhadap kedua varian ini," kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021).

Dia mengungkapkan kini pemerintah tengah mengamati tiga varian baru Covid-19 agar tidak masuk ke wilayah Indonesia.

"Sebagai antisipasi, kita mengamati ada tiga varian baru yang kita amati dari dekat. Pertama adalah varian Lambda, kedua varian Mu, dan yang ketiga adalah varian C.1.2," ujar Budi.

Mengutip Antara, 8 September 2021, Ketua Pokja Genetik FKKMK UGM dr Gunadi, menyatakan bahwa varian Delta memiliki level di atas varian Mu.

Meski begitu, varian Mu tetap perlu diwaspadari karena diketahui menyebabkan penurunan kadar antibodi baik karena infeksi ataupun vaksinasi.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved