BPBD Bantul Bentuk Pos Pantau di Daerah yang Rawan Bencana Longsor dan Banjir
Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengimbau agar masyarakat mewaspadai adanya angin kencang saat masa transisi dari kemarau ke musim hujan.
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengimbau agar masyarakat mewaspadai adanya angin kencang saat masa transisi dari kemarau ke musim hujan.
Ia menyebut angin kencang biasa terjadi saat pergantian musim tersebut.
Dan ketika musim hujan tiba, potensi bencana yang harus diwaspadai di wilayah Bantul seperti banjir dan tanah longsor.
"Di awal-awal, angin kencang yang harus diwaspadai, dan salah satu upaya untuk menghindari adanya korban jiwa maupun harta benda terkait dengan angin kencang adalah dengan memangkas dahan dan ranting baik di lingkungan masing-masing atau di jalan-jalan utama," ujarnya Senin (13/9/2021).
Baca juga: Musim Hujan Diprediksi Mulai Oktober, BPBD Gunungkidul Masih Fokus Dropping Air Bersih
Dengan mengurangi atau memangkas dahan dan ranting, maka beban batang pohon tidak terlalu berat saat diterpa angin kencang.
Ia pun mengimbau agar masyarakat dapat bergotong royong menata pohon di lingkungan masing-masing.
"Karena terlambat antisipasi akan berdampak pada kerugian masyarakat. Kalau harta benda mungkin bisa dicari, tapi kalau sampai menimbulkan korban jiwa itu yang perlu kita waspadai," imbuhnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta untuk membersihkan selokan-selokan di lingkungan sekitar agar ketika sudah tiba musim hujan nanti air dapat mengalir dengan lancar.
Jika tidak ditangani sedari dini maka bisa mengakibatkan genangan atau banjir luapan.
Ketika musim hujan tiba, maka air dari hulu atau dari Merapi semua akan mengalir ke Bantul.
Dan karena sungai masuk dalam kewenangan BBWSO, ia pun berharap kedepannya dapat dilakukan normalisasi sungai sehingga pendangkalan sungai dapat segera teratasi sebelum curah hujan mulai tinggi.
Di samping itu BPBD Bantul juga akan membuat pos pantau di beberapa titik rawan longsor dan rawan banjir.
"Secara rutin kami membuat pos pantau, di mana yang bertugas adalah relawan desa dan perangkat pemerintah kalurahan," ujarnya.
Tugasnya adalah memantau debit air sungai ketika terjadi curah hujan yang tinggi dan memantau potensi tanah longsor.
Kalau pohon-pohon di bukit terlihat sudah mulai miring, berarti di lokasi tersebut ada gerakan tanah, dan itu harus segera diwaspadai.