22 Wilayah Terancam Bencana Kekeringan, BNPB Minta Kepala Daerah Siapkan Langkah Antisipasi
22 Wilayah Terancam Bencana Kekeringan, BNPB Minta Kepala Daerah Siapkan Langkah Antisipasi
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Hasil dari pemantauan cuaca yang dilaksanakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), setidaknya ada 22 wilayah kabupaten di Indonesia yang diprediksi akan mengalami kekeringan.
Ke-22 wilayah tersebut terdiri dari 11 wilayah masuk dalam kategori siaga kekeringan.
Meliputi wilayah Banyuwangi, Bangkalan, Bondowoso, Pamekasan, dan Situbondo di Jawa Timur, Kabupaten Buleleng dan Karangasem di Bali, lalu Kabupaten Lombok Timur di NTB serta Kabupaten Ende, Ngada dan Sumbar Barat di NTT.
Sementara 11 wilayah yang masuk kategori awas yakni Bima dan Sumbawa di NTB, Kabupaten Alor, Belu, Flores Timur, Mangarai Timur, Sikka, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Timur dan Kota Kupang di NTT.
Melihat dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh BMKG tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta seluruh kepala daerah di wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami kekeringan tersebut untuk siaga.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi mengungkapkan pada September hingga November 2021 sebagian besar wilayah di Indonesia akan memasuki musim hujan.
Namun empat provinsi tersebut diprediksi justru akan mengalami potensi kekeringan hidrometeorologis hingga 20 hari ke depan.
"Potensi bahaya yang perlu diantisipasi yaitu berkurangnya persediaan air untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian, kebakaran semak, hutan, lahan dan permukiman," terang Dewi dalam keterangan tertulis, Rabu (1/9/2021) seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.
Baca juga: Kronologi Dua Nelayan di Tulungagung Hilang Seusai Kapalnya Pecah Diterjang Ombak Besar
Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Kamis 2 September 2021, 17 Wilayah Diprediksi Diguyur Hujan Lebat
Menghadapi potensi kekeringan itu, lanjut Dewi, BNPB meminta para pemimpin daerah di 4 provinsi itu untuk menyiapkan langkah kesiapsiagaan.
"Pertama, melakukan peninjauan lapangan bersama dinas-dinas terkait untuk mengantisipasi dan menangani terjadinya kekeringan serta potensi kebakaran hutan, lahan, dan semak," sebutnya.
Dewi mengatakan langkah kedua adalah mengimbau masyarakat untuk melakukan penghematan air.
"Salah satunya dengan memanfaatkan air limbah rumah tangga yang relatif bersih untuk digunakan kembali," katanya.
Pemerintah daerah juga dihimbau menyiapkan logistik berupa pompa air hingga tangki air bersih.
Upaya ketiga, pemerintah daerah diminta aktif memantau sistem informasi yang dikelola Lapan dan BMKG.
"Juga melakukan koordinasi antar pemangku kepentingan dalam kesiapan mekanisme tanggap darurat," ucapnya.
