Sebanyak 35 Orang di Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta Jalani Tes Urine, Hasil Negatif Narkoba

Selain razia, petugas Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta di Wonosari, Gunungkidul juga menggelar pemeriksaan urine pada Kamis (26/08/2021).

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Alexander Ermando
Proses pemeriksaan urine di Lapas Perempuan Kelas IIB Yogyakarta pada Kamis (26/08/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Selain razia, petugas Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta di Wonosari, Gunungkidul juga menggelar pemeriksaan urine pada Kamis (26/08/2021).

Pemeriksaan tersebut melibatkan petugas dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY.

Sub Koordinator Pencegahan, BNNP DIY, Hery Santoso mengatakan pihaknya mengambil sampel dari sejumlah orang dari lingkungan Lapas Perempuan.

"Totalnya ada 35 orang yang kami ambil sampelnya untuk pemeriksaan urine," kata Hery pada wartawan siang ini.

Baca juga: Ada 400 Peserta dari 20 SMP dan SMA/SMK di Kulon Progo Ikuti Kegiatan Pajak Bertutur

Secara rinci, ia menyebut 35 orang itu terdiri dari 20 warga binaan perempuan (WBP), 6 di antaranya merupakan WBP asing. Sedangkan 15 sisanya merupakan petugas keamanan dari Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Hery mengatakan seluruhnya negatif narkoba. Meski demikian, pihaknya tetap memberikan edukasi dan sosialisasi pada WBP hingga petugas yang menjalani pemeriksaan.

"Kami imbau agar mereka tetap mengantisipasi dan menjauhi penggunaan obat-obatan terlarang," ujarnya.

Hery menyatakan pihaknya akan terus melakukan kegiatan rutin seperti tes urine untuk memastikan tidak terjadi penyalahgunaan narkoba di lingkungan Lapas.

Sinergi dengan pihak terkait pun terus dilakukan demi mewujudkan misi Lapas Bersih Narkoba.

Baca juga: Razia di Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta, Petugas Temukan Kartu Permainan Buatan WBP

Kepala Lapas Perempuan Kelas II B Yogyakarta Ade Agustina mengatakan petugas keamanan termasuk posisi rawan dalam peredaran narkoba di lingkungan Lapas.

Pasalnya, arus keluar masuk barang berada di bawah pantauan mereka.

"Mereka ini yang langsung memantau proses keluar masuknya barang bagi WBP," jelas Ade.

Meski demikian, ia memastikan antisipasi dini terus dilakukan secara rutin. Terutama memastikan tidak adanya keberadaan narkotika di lingkungan Lapas.

Ade juga mengungkapkan pihaknya juga merekam percakapan komunikasi antara WBP, petugas, hingga pengunjung dari luar. Langkah ini disebutnya juga sebagai antisipasi dini.

"Razia yang dilakukan seperti ini juga rutin kami lakukan sendiri tiap seminggu sekali," katanya. (alx)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved