Nasib PPKM, Apakah Diperpanjang Lagi Besok?
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali diberlakukan pada 17-23 Agustus 2021.
Menurut Windhu juga, banyak daerah yang tidak mengerti tujuan tracing. Seakan-akan tracing hanya untuk laporan saja. Padahal, kata dia, tujuan tracing adalah untuk memutuskan rantai penularan.
Kegiatan tracing harus dilanjutkan dengan testing untuk menemukan kasus positif untuk kemudian diisolasi.
"Kontak erat yang ditemukan oleh para tracer sebaiknya dipersuasi untuk melakukan testing atau nakes di puskesmas jemput bola. Yang harus mendorong itu harus dari pemerintah pusat," pungkas Windhu.
Indikator
Senada dengan Windhu, Epidemiolog Universitas Griffith, Dicky Budiman, menyoroti indikator PPKM yang diubah-ubah. Dari beberapa PPKM sebelumnya meskipun levelnya sama, tapi ketentuannya berbeda.
"PR kita selama ini juga adalah konsistensi terhadap indikator itu, jangan diubah-ubah, jangan dilonggar-longgarkan. Levelnya masih sama level 4 tapi pelonggarannya berbeda, enggak boleh seperti itu. Nanti enggak ada patokan yang jelas dan itu berbahaya," tegas Dicky pada Kompas.com, Minggu (22/8).
Selain itu dia juga menyoroti terkait kasus Covid-19 yang tidak terdeteksi. Menurutnya saat ini masih ada sekitar 100.000-an kasus per harinya. "Sayangnya kita masih di 100.000-an kasus infeksi kita ini, artinya masih terlalu banyak yang belum terdeteksi," urainya.
Lalu kasus kematian akibat Covid-19 juga masih tinggi. Meskipun menurutnya angka yang ada sudah turun, tapi turunnya tidak banyak. "Kematian saat ini masih tinggi. Ini artinya kita harus perbaiki respons kita. Kita harus temukan kasus-kasus infeksi ini," tutur Dicky. (kpc)