Update Pengembangan Vaksin Merah Putih, BPOM Serahkan Sertifikat CPOB ke PT Biotis
Update Pengembangan Vaksin Merah Putih, BPOM Serahkan Sertifikat CPOB ke PT Biotis
Penulis: Hari Susmayanti | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, JAKARTA - Kabar gembira disampaikan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terkait penelitian vaksin Merah Putih.
Setelah melalui beberapa tahapan, saat ini proses pembuatan Vaksin Merah Putih sudah memasuki fase uji klinis terhadap hewan.
Setelah uji klinis ke hewan selesai dilaksanakan, tahapan selanjutnya akan dilaksanakan uji klinis ke manusia.
Tahapan ini diharapkan bisa diselesaikan secepatnya sehingga pada 2022 mendatang vaksin Merah Putih diharapkan sudah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA).
Vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) dan PT Biotis Pharmaceutical ini sudah mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Penyerahan sertifikat dilaksanakan oleh BPOM pada Rabu (18/8/2021).
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, PT Biotis bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) dalam mengembangkan vaksin dengan platform inactivated virus tersebut.
"Dalam hal ini, hari ini kami akan menyampaikan pemberian dari Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) good manufacturing practice dari PT Biotis," kata Penny dalam konferensi pers melalui kanal YouTube BPOM, Rabu seperti yang dikutip Ttribunjogja.com dari Kompas.com dalam artikel berjudul "BPOM Serahkan Sertifikat CPOB Vaksin Merah Putih ke PT Biotis".
Baca juga: Covid-19 Diprediksi jadi Endemi, Ini Langkah yang Disiapkan Pemerintah Indonesia
Penny mengatakan, Vaksin Merah Putih yang merupakan karya peneliti Indonesia ini dikembangkan mulai dari pengembangan bibit vaksin, proses formulasi, produksi dan pengisiannya dilakukan di Indonesia.
Ia menambahkan, dari 6 kandidat Vaksin Merah Putih, Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Unair menjadi vaksin yang terdepan dalam proses pengembangannya.
"Sudah melalui beberapa tahapan pertama pada hewan uji transgenik sudah diselesaikan, dan saat ini berlangsung pada hewan uji makaka, akan jelaskan lebih detail lagi progresnya oleh peneliti Unair, dan menjadi harapan dan antisipasi kita semua," ujarnya.
Penny juga mengatakan, setelah uji klinik pada hewan diselesaikan, uji klinik akan dilakukan kepada manusia dalam waktu dekat.
Oleh karenanya, kata dia, BPOM akan membantu pengembangan Vaksin Merah Putih dan melakukan pengawalan terhadap regulasi agar sesuai standar internasional dikaitkan dengan aspek keamanan, mutu dan khasiat.
"Sehingga tentunya persyaratan dan persiapan dapat dipenuhi baik pada saat pra klinik maupun uji klinik," ucapnya.
Lebih lanjut, Penny menargetkan, apabila uji klinik Vaksin Merah Putih berjalan dengan baik sesuai standar internasional, maka izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dapat diberikan pada 2022.
"Nanti akan bisa mendapatkan emergency use authorization yang harapannya untuk Vaksin Merah Putih produksi Unair dan PT Biotis ini adalah sekitar semester 1 tahun 2022 ini kalau sesuai dengan rencana," pungkasnya. (*)