Yogyakarta
Komunitas Masyarakat di TKP Ngabean Dapat Bantuan Sembako dari Polda DIY
Bansos berwujud sembako itu diberikan untuk meringankan beban mereka yang jelas terdampak pandemi Covid-19 dan PPKM.
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Jajaran Polda DIY menyalurkan bantuan bagi komunitas warga di seputar Tempat Khusus Parkir (TKP) Ngabean, Kota Yogyakarta.
Bansos berwujud sembako itu diberikan untuk meringankan beban mereka yang jelas terdampak pandemi Covid-19 dan PPKM.
Kanit I Direktorat Intelkam Polda DIY AKP Legowo Saputra menyampaikan, aktivitas pariwisata di Kota Yogyakarta yang nyaris terhenti sepenuhnya, membuat pemasukan warga di seputar TKP Ngabean menurun drastis.
Terlebih, selama PPKM, tak ada lagi wisatawan yang hadir.
Baca juga: Tingkatkan Imunitas, Nakes di 21 Puskesmas se-Kabupaten Kulon Progo Dapat Bantuan Buah-buahan
"Padahal, komunitas masyarakat sangat bergantung pada geliat wisata. Sementara sekarang ini tidak ada aktivitas pariwisata," ujarnya, Selasa (17/8/2021).
Dalam kesempatan tersebut, imbuh Legowo, pihaknya meluncurkan 200 paket sembako untuk komunitas warga TKP Ngabean.
Meliputi tukang becak, juru parkir, pedagang kaki lima (PKL) yang beraktivitas di sana.
Ia pun berharap, selama pandami mereka tetap bergerak.
"Ya, kami mengajak komunitas ini untuk bersinergi, serta tetap beraktivitas untuk kegiatan sosial dan menjaga Kambtibmas di lingkungannya," katanya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Parkir Ngabean, Ardi Jatmiko mengatakan, terdapat lebih kurang 1.000 orang, yang selama ini menggantungkan hidupnya dari aktivitas pariwisata di TKP tersebut.
Ia pun berharap kasus bisa melandai sehingga geliat kembali pulih.
"Kita tidak ada yang tahu, pandemi ini berakhkir kapan. Makanya, kami berharap, ada kebijaksanaan pemerintah, solusi untuk dunia pariwisata," ujarnya.
Baca juga: Dinsos dan Dinkop UKM Salurkan Bantuan dari Pemda DIY untuk Warga dan Pedagang
Pasalnya, lanjut Ardi, hampir semua anggota komunitas sudah menempuh berbagai upaya untuk menyambung hidupnya.
Termasuk, menjual harta benda, lantaran penghasilan benar-benar di angka nol.
"Apalagi, selama ini kami tak pernah mendapat bantuan apapun. Ya baru ini ada bantuan yang masuk ke komunitas, bantuan dari Polda DIY ini," ungkapnya.
"Padahal, anggota komunitas kita itu sampai jual barang-barang di rumah buat bertahan hidup, karena sudah tidak berpenghasilan lagi," pungkas Ardi. ( Tribunjogja.com )