Total Rp 4 Juta per Hari, Masjid Jogokaryan Bagikan Voucher Belanja untuk Jemaah Saat PPKM
Gerakan warga bantu warga merupakan hal lumrah di Yogyakarta selama masa pandemi. Tetapi, apa yang digulirkan Masjid Jogokariyan
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gerakan warga bantu warga merupakan hal lumrah di Yogyakarta selama masa pandemi. Tetapi, apa yang digulirkan Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta ini terbilang unik dan menarik, sehingga patut mendapat apresiasi.
Nama programnya ialah 'Pasar Rakyat Jogokariyan', di mana pihak masjid menggelontorkan voucher belanja gratis untuk para jemaahnya.
Program ini, dilangsungkan sebagai tindak lanjut keluhan masyarakat, seiring pemberlakuan PPKM.
Baca juga: Rentan Perburukan, Ibu Hamil Didorong untuk Ikut Vaksinasi Covid-19 Seawal Mungkin
Ketua Dewan Syura Takmir Masjid Jogokariyan, Muhammad Jazir mengatakan, setiap harinya Masjid membagian voucher senilai Rp 4 juta.
'Pasar Rakyat Jogokariyan' sendiri bergulir mulai 8 Agustus lalu, hingga 15 Agustus mendatang.
Syarat memperoleh voucher terbilang sangat mudah, yakni cukup menjalani ibadah salat lima waktu di masjid.
Menurut Jazir, dalam setiap waktu salat, jemaah berhak mendapat voucher senilai Rp10 ribu yang bisa dibelanjakannya.
Ia pun memastikan, setiap jamaah bisa memperoleh voucher itu setiap hari sepanjang pelaksanaan program 'Pasar Rakyat Jogokariyan'.
Alhasil, dakwah untuk mengajak masyarakat lebih dekat dengan masjid pun tercakup di dalamnya.
"Kalau jemaah yang benar-benar tidak punya uang buat beli beras kan berarti sekali itu. Sekali jemaah di masjid dia dapat voucher Rp10 ribu. Berarti, sehari bisa dapat Rp50 ribu, jika ke masjidnya lima waktu," cetusnya, Senin (9/8/2021).
Hanya saja, ia menyampaikan, voucher tersebut hanya bisa dibelanjakan di 60 usaha kecil menengah (UKM) yang masuk binaan Masjid Jogokariyan.
Baik itu warung penjaja makanan siap saji, atau kelontong penjual kebutuhan pokok.
Diakuinya, selama PPKM, UKM pun turut menjerit lantaran pemasukannya menurun drastis. Karena itu, ia menilai 'Pasar Rakyat Jogokariyan' ini bisa membantu warga membutuhkan, sekaligus para pelalu usaha kecil terdampak PPKM.
"UKM binaan kami sekarang mulai makan tabungan, bahkan makan hutang. Jadi, supaya mereka bisa punya modal lagi, ekonominya hidup lagi, maka kami bantu," ujarnya.
Pihaknya pun sudah menjalin kesepakatan dengan seluruh pedagang. Voucher yang terkumpul, katanya, bisa langsung ditukar dengan uang tunai ke takmir.
Ia memastikan, dana sudah tersedia, sehingga siap dicairkan kapan saja.
"Dengan catatan pedagang tidak boleh melayani pembelian rokok. Apa saja boleh, kecuali rokok. Karena kita kan lebih mengutamakan untuk kebutuhan pokok," cetusnya.
Menurutnya, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 28 juta, untuk manjalankan program itu selama satu pekan. Tetapi, tambah Jazir, Masjid Jogokariyan sudah mengalokasikan anggaran tersendiri, guna menangani problem kebencanaan.
Baca juga: Imbas PPKM, Angka Kesembuhan Meningkat dan Persentase BOR Menurun di Kabupaten Magelang
"Selama setahun (pandemi) berjalan, partisipasi masyarakat melalui kotak infak untuk bencana COVID-19 sudah hampir Rp 2 miliar, jadi bisa kita alokasikan," ungkapnya.
Lebih lanjut, ustaz senior itu berharap, program ini mampu meringankan beban masyarakat yang terdampak PPKM nan panjang.
Pasalnya, banyak diantara warga Jogokariyan yang sampai mengutarakan keluh kesahnya ke masjid.
"Seharusnya pemerintah mengikuti UU Karantina yang telah diatur dengan memberikan jaminan hidup pada masyarakat. Sekarang yang terjadi kan masyarakat dibatasi aktivitasnya, tapi mereka tidak diberi jaminan hidup," ujarnya.
"Padahal yang pekerja harian itu kasihan betul. Sehingga, kita sebagai sesama warga negara, harus bergerak, ya, tolong menolong menghidupi rakyat," imbuh Jazir. (aka)