Berita Kesehatan
Mengenal Risiko Peradangan Usus Buntu yang Bisa Membahayakan Jiwa
Peradangan usus buntu bisa membahayakan jiwa. Terutama jika usu buntu pecah hingga menginfeksi seluruh organ usus.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
Melansir Buku Mengenali Keluhan Anda: Info Kesehatan Umum untuk Pasien (2013) oleh Dr. Ayustawati, PhD, penyakit usus buntu adalah kasus emergency atau darurat.
Usus buntu yang meradang bisa pecah dan isi sumbatan yang mengandung bakteri bisa menginfeksi seluruh organ usus hingga menimbulkan peradangan pada selaput usus atau peritonitis.
Peritonitis bisa mengancam jiwa penderita jika tidak segera diobati.
Untuk mengantisipasi kondisi ini, baik bagi siapa saja untuk dapat mengenali beragam gejala usus buntu sebagai langkah diagnosis awal.
Berikut gejala usus buntu yang bisa diwaspadai:
- Perasaan nyeri di sekitar pusar yang kemudian berpindah ke bagian anan bawah dari perut
- Bisa juga nyeri mendadak yang dimulai di sisi kanan perut bagian bawah
- Nyeri di bagian belakang bawah, betis dan lubang anus
- Demam ringan yang mungkin memburuk saat penyakit berlanjut
- Mual dan muntah Diare atau konstipasi (susah buang air besar)
- Kehilangan nafsu makan
- Perut kembung
- Cara memastikan kondisi usus buntu
Gejala-gejala usus buntu bisa menyerupai penyakit lain, seperti gastroenteritis (mencret karena infeksi atau keracunan makanan), hamil di luar kandungan, dan termasuk penyakit infeksi ginjal, jantung atau paru-paru.
Diagnosis peradangan usus buntu dilakukan dengan pemeriksaan badan yang mendetail dan berhati-hati, mengingat gejala yang mungkin dirasakan oleh pendrita.
Cara diagnosis termudah yakni dengan menekan dengan lembut pada area yang sakit.
Jika tekanan tiba-tiba dilepaskan, nyeri perut pada kasus usus buntu biasanya akan terasa hebat.
Hal ini menandakan bahwa peritoneum yang berdekatan meradang.
Dokter mungkin juga bakal mencari kekakuan perut dan kecenderungan pasien dalam mengeraskan otot-otot perut yang merupakan respons terhadap tekanan pada usus buntu yang meradang.
Jika dengan cara ini diagnosis belum jelas, dokter mungkin akan melakuakan pemeriksaan darah dan melakukan pemeriksaan ultrasound atau rontgent dengan CT scan.
Apabila diagnosis yang jelas belum juga didapatkan dari semua pemeriksaan tambahan tersebut, dokter spesialis bedah biasanya akan tetap memilih mengoperasi usus buntu.
Hal itu dapat diputuskan karena faktor risiko yang mungkin ditimbulkan jika ada peradangan usus buntu tersembunyi (berhubungan dengan lokasi dari apekdiks penderita), yang tidak bisa teradar dengan pemeriksaan-pemerikaan di atas.
Proses operasi usus buntu