Ada 90 Persen Lebih Kasus Kematian Covid-19 di Gunungkidul Belum Tervaksin
Angka COVID-19 di Gunungkidul kini berangsur melandai, baik dari kasus baru hingga kematian. Meski demikian, jika dibandingkan pada periode sebelum
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Angka COVID-19 di Gunungkidul kini berangsur melandai, baik dari kasus baru hingga kematian. Meski demikian, jika dibandingkan pada periode sebelum penerapan PPKM, ada peningkatan khususnya di angka kematian.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty mencontohkan di periode pertama PPKM Level 4 yaitu 3-27 Juli, jumlah kematian karena COVID-19 mencapai 405 kasus.
"Sekitar 92 persen kasus kematian itu dari warga yang belum divaksin. Hanya 8 persen kematian pasca-vaksin," ungkap Dewi pada wartawan, Senin (02/08/2021).
Baca juga: DPRD Bantul Berharap Perluasan RS Lapangan Khusus Covid-19 segera Terealisasi
Ia mengatakan lebih dari 83 persen kasus kematian terjadi saat perawatan di rumah sakit (RS), sisanya 17 persen adalah pasien isolasi mandiri (isoman). Pria mendominasi kasus kematian sebesar 54 persen.
Kematian di atas umur 50 tahun mendominasi dengan persentase 71,7 persen. 27 persen kelompok umur 19-50 tahun, dan sisanya sekitar 5 persen dari pasien berumur di bawah 19 tahun.
Sedangkan untuk faktor penyebab kematian, Dewi menyebut sekitar 61 persen kasus memiliki komorbid. Paling besar diabetes melitus 13,41 persen; hipertensi 10,39 persen, dan sisanya seperti gagal ginjal hingga kanker.
"Hanya 39 persen kasus kematian tanpa komorbid (penyerta)," katanya.
Meski saat ini angka kematian mulai melandai, Dewi memastikan pemantauan pada pasien khususnya isoman tidak akan kendur. Petugas puskesmas setempat akan mendatangi warga secara rutin untuk melakukan pengecekan dan suplai obat.
Merujuk data terbaru Dinkes Gunungkidul, total ada 2.110 kasus aktif COVID-19 dalam perawatan. Sebanyak 1.966 kasus kini menjalani isoman dengan pemantauan ketat.
Baca juga: BOR Perawatan Intensif di Bantul Turun Menjadi 87,18 Persen
"10 kasus lainnya mendapat penanganan di shelter yang tersedia," kata Dewi.
Direktur RSUD Wonosari dr. Heru Sulistyowati menyampaikan hingga pukul 15.15 WIB, tingkat keterisian bed mencapai 91,03 persen. Terbagi atas ICU COVID 100 persen dan isolasi 82 persen.
Meski sudah turun dibandingkan hari-hari sebelumnya, antisipasi tetap dilakukan. Heru juga memastikan tenda darurat dari BPBD untuk pelayanan IGD sampai hari ini tetap terpasang.
"Tenda itu khususnya untuk pelayanan IGD pasien non COVID," jelasnya.(alx)