Kabar Duka, Nakes Hamil 7 Bulan di RS PKU Muhammadiyah Bantul Gugur karena Covid-19 

Seorang perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul yakni EL, meninggal dunia karena terpapar coronavirus disease-2019 (Covid-19).

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
iphoba
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Seorang perawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul yakni EL, meninggal dunia karena terpapar coronavirus disease-2019 (Covid-19).

Perawat yang sedang hamil 7 bulan itu, mengembuskan nafas terakhirnya setelah sempat menjalani perawatan  intensif di high care unit (HCU) rumah sakit setempat.

Kepergian Eni, menambah daftar panjang tenaga kesehatan (Nakes) di Bumi Projotamansari yang gugur saat bertugas. 

Manager Humas RS PKU Muhammadiyah Bantul Wahyu Priyono menyampaikan, sebagai rekan kerja sosok Eni Lisnawati adalah seorang pejuang.

Baca juga: Eks Pemain PSS Sleman Borong Barang Lelang PSS for Humanity

Memiliki dedikasi tinggi. Beliau selama ini bertugas sebagai perawat di bangsal dewasa. Orangnya supel, mudah bergabung dalam tim kerja.

Tidak mudah mengeluh dan putus asa. Di usia kandungan 7 bulan, ia terpapar Covid-19.

Sempat mendapatkan perawatan. Namun, Tuhan berkehendak lain. EL meninggal dunia Jumat (30/7/2021) sekira pukul 14.35 WIB. 

"Kami semua sangat kehilangan. (EL) ini Nakes pertama di RS PKU Muhammadiyah Bantul yang gugur karena Covid-19. Dan, mudah-mudahan yang terakhir," kata dia, Sabtu (31/7/2021). 

Kepergian EL menjadi duka mendalam. Terutama bagi keluarga besar RS PKU Muhammadiyah Bantul.

EL dimakamkan Jumat petang sekira pukul 18.30, di pemakaman Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul.

Wahyu mengaku datang langsung saat prosesi pemakaman.

Menurut dia, banyak pula warga yang datang untuk mengantarkan almarhumah ke peristirahatan terakhir.

Baca juga: Bansos Dipercepat, Ini Sederet Bantuan yang Bergulir di Bantul 

"Pemakaman dengan protokol Covid-19. Meskipun banyak warga yang datang namun tetap prokes dan saling menjaga jarak," kata Wahyu.

Ia sendiri mengaku sempat live zoom di pemakaman. Hal itu dilakukan untuk memberi ruang bagi teman-temannya, sesama nakes, mengikuti prosesi pemakaman secara online karena tidak bisa datang langsung ke lokasi. 

"Teman-teman mengikuti pemakaman secara online, karena merasa sangat kehilangan," ungkap dia. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved