Headline
Semoga Ini Yang Terakhir Nakes Gugur Lagi Akibat Corona
"Terima kasih atas semua jasa-jasa Mas Widodo, yang secara nyata ikut serta mewujudkan warga Bantul yang sehat" ujar Bupati Bantul
Joko memaklumi para pekerja informal saat ini kesulitan mencari nafkah, akan tetapi hal itu dapat dikomunikasikan dengan baik. Karena ibarat kondisi saat ini, ia mengatakan lebih baik mundur selangkah tapi maju seterusnya, daripada maju pelan-pelan tetapi masuk jurang.
Karena dampaknya jika aktivitas atau mobilitas masyarakat tetap seperti saat ini, yang terjadi rumah sakit kewalahan, para nakes banyak yang tumbang. "Akhirnya kan rumah sakit keteteran, nakes banyak yang tumbang. Oksigen nyari juga susah, enggak akan selesai kalau hulunya enggak dibendung seperti ini," imbuhnya.
Dalam suasana berkabung saat ini, Joko menitipkan pesan agar para nakes tetap berhati-hati saat bertugas. Sementara bagi para yang telah gugur, ia berharap para nakes mendapat tempat terbaik di sisi tuhan. "Bagi mereka yang sedang sakit, semoga bisa segera disembuhkan, diangkat sakitnya oleh Allah," terang dia.
Namun, Joko enggan memaparkan berapa jumlah nakes yang telah gugur selama pandemi Covid-19 di DIY ini. Namun berdasarkan beberapa medikasi yang pernah dilakukan, para nakes tersebut terpapar Covid-19 kebanyakan bukan di tempat kerja.
"Saya kira tempat kerja sudah relatif tertata. Yang beberapa hasil medikasi kami, itu justru di kampung. Di rumah, ya, macam-macamlah," ungkap dia.
Tegas
Joko pun mendesak kepada pemangku kebijakan baik di pemerintah pusat, maupun di pemerintah daerah supaya lebih tegas dalam menentukan kebijakan. "Tolong pengambil kebijakan betul-betul yang bijak. Jangan kami terus menjadi korban. Hampir satu setengah tahun berjuang kayak gini," terangnya.
Perjuangan sebagai nakes di kala pandemi saat ini, menurutnya, semakin berat ketika salah satu dari mereka ada yang mendapat perlakuan kurang mengenakkan. Selain itu beberapa masyarakat justru menganggap pasien yang sedang menjalani perawatan diklaim telah dicovidkan oleh pihak rumah sakit.
"Ada yang dilecehkan, ada yang bilang dicovidkan, itu kan tuduhan keji. Enggak mungkin itu, kami punya kode etik, kami disumpah dokter, perawat, dan apoteker," jelasnya.
Malam tadi IDI DIY berkoordinasi dengan IDI pusat untuk mengambil sikap atas meninggalnya satu nakes dari RSUD Panembahan Senopati.
Terpisah, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Cabang DIY, Dr dr Darwito menanggapi adanya kabar duka tersebut. Secara SOP (standar operasional prosedur) di rumah sakit, dipastikan bahwa setiap rumah sakit sudah menerapkan standar pelayanan yang ditentukan. (rif/hda)
Baca berita selengkapnya Tribun Jogja edisi Jumat 23 Juli 2021 halaman 01.