Kepala Desa di Klaten ini Rela Jadi Sopir Ambulans dan Penggali Kubur Demi Layani Warganya
Pandemi COVID-19 yang melanda sejak Maret 2020 lalu, meningkatkan rasa kemanusiaan orang, termasuk Kades bernama Zaenal Arifin
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Seorang Kepala Desa (Kades) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, rela 'turun gunung; menjadi penggali kubur dan sopir ambulans untuk membantu warganya.
Pandemi COVID-19 yang melanda sejak Maret 2020 lalu, meningkatkan rasa kemanusiaan orang, termasuk Kades bernama Zaenal Arifin tersebut.
Pria yang menjabat sebagai Kepala Desa Glodogan, Kecamatan Klaten Selatan itu berinisiatif membantu warganya karena ingin mengurangi beban dari masyarakatnya.
"Saya ini pelayan masyarakat. Jadi sudah seharusnya melayani masyarakat dalam hal apapun," ujar Zaenal saat ditemui Tribunjogja.com di desa itu, Senin (12/7/2021).
Baca juga: Rata-rata 4 Warga Prambanan Klaten Dimakamkan dengan Protokol Covid-19 Setiap Hari
Baca juga: Kronologi Jenazah Suami Istri di Sleman Tertahan 9 Jam di Rumah,Dinyatakan Meninggal Akibat Covid-19
Menurut pensiunan Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu, aktivitasnya sebagai penggali kubur sudah ia lakoni sebelum menjabat sebagai kepala desa.
Setiap kali ada warga desanya yang meninggal dunia, ia selalu ikut berbaur bersama warga lainnya untuk menggali kubur.
Hal itu terus ia lakukan hingga masuknya pandemi COVID-19.
"Di masa-masa pandemi COVID-19 ini, kegiatan jadi padat, tapi biasanya saya pagi selalu gali kubur kalau ada warga yang meninggal," katanya.
Menurutnya, pada pekan lalu, dalam satu minggu warga Glodogan yang meninggal dengan pemakaman standar protokol COVID-19 mencapai 5 orang.
Kemudian, terkait aktivitasnya yang juga menjadi sopir ambulans desa setempat, Zaenal memiliki cerita tersendiri.
Hal itu bermula karena adanya seorang sopir ambulans di desa yang ia pimpin terpapar COVID-19.
"Sehingga layanan sempat berkurang. Lalu saya berinisiatif terjun langsung jadi sopir ambulans," ucapnya.
Baca juga: Cerita Bayi Berusia 19 Hari Meninggal Terpapar Covid-19 Setelah Dikunjungi Keluarga Besar
Baca juga: Angka Kematian Akibat Covid-19 Tinggi, Pemda DIY Bakal Salurkan Paket Obat-Obatan pada Pasien Isoman
Meskipun telah membentuk 25 relawan di tingkat desa, namun tidak menyurutkan semangat Zaenal dalam membantu warganya.
"Kalau ada warga yang butuh ambulans, pagi siang atau malam saya akan terjun langsung. Apalagi warga yang terkena COVID," jelasnya.
Menurut Zaenal, saat masa pandemi kali ini, dirinya juga menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap dalam menjadi sopir ambulans.
"Harus sesuai protokol COVID. Walau warga yang kita bawa bergejala atau tidak, tapi harus menerapkan standar COVID," imbuhnya. (*)