Wabah Virus Corona

UPDATE COVID-19 Hari Ini Minggu 11 Juli 2021: Bertambah 36.197, Sembuh 32.615, Meninggal 1.007 Orang

Tercatat dalam 24 jam terakhir Minggu (11/7/2021) pukul 12.00 jumlah kasus baru Covid-19 berjumlah 36.197 orang.

Editor: Rina Eviana
Rezas / AFP
Petugas kesehatan mengenakan alat pelindung memindahkan seorang pasien yang dites positif virus corona Covid-19 ke sebuah rumah sakit di Bekasi pada 28 Juni 2021 

Tribunjogja.com - Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga melandai seiring pelaksanaan PPKM sepekan ini.

Dari data update virus corona yang disampaikan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Minggu (11/7/2021) hari ini masih ada penambahan kasus baru Covid-19 yang cukup tinggi.

Tercatat dalam 24 jam terakhir Minggu (11/7/2021) pukul 12.00 jumlah kasus baru Covid-19 berjumlah 36.197 orang.

Tim pemakaman dari PMI Gunungkidul melakukan proses pemakaman jenazah pasien Covid-19
Tim pemakaman dari PMI Gunungkidul melakukan proses pemakaman jenazah pasien Covid-19 (Dok PMI Gunungkidul)

Dengan demikian, jumlah pasien yang terjangkit Covid-19 kini berjumlah 2.527.203 orang terhitung sejak Maret 2020.

Data tersebut juga dapat diakses melalui laman covid19.go.id yang diperbarui setiap sore.

Baca juga: Antisipasi Dampak Lonjakan Kasus, Baikhati.id Rangkum Segala Informasi Terkait Covid-19

Pasien sembuh dan meninggal

Data yang sama juga menunjukkan penambahan pasien sembuh sebanyak 32.615 orang. Sehingga, jumlah pasien yang sembuh dari Covid-19 kini berjumlah 2.084.724 orang.

kemudian, dalam periode yang sama terdapat penambahan pasien meninggal dunia sebanyak 1.007 orang.

Dengan demikian, total kasus kematian akibat Covid-19 pasien kini mencapai 66.464 orang.

Selanjutnya, kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini tercatat 376.015 orang.

Kasus aktif adalah jumlah pasien positif Covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.

Selain kasus positif, satgas juga mencatat ada 152.151 orang berstatus suspek.

PPKM Sepekan Kasus Masih Tinggi

Kawasan Alun-alun Wonosari yang tampak sepi pada Selasa (06/07/2021) malam. Barikade dipasang di dua arah untuk mencegah masuknya kendaraan ke kawasan tersebut.
Kawasan Alun-alun Wonosari yang tampak sepi pada Selasa (06/07/2021) malam. Barikade dipasang di dua arah untuk mencegah masuknya kendaraan ke kawasan tersebut. (TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando)

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat telah berjalan selama lebih dari sepekan.

Diketahui, PPKM Darurat berlaku pada 3-20 Juli 2021 untuk seluruh wilayah di Jawa-Bali, baik daerah level asesmen 3 maupun 4.

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman memberikan catatan penting terkait pelaksanaan PPKM Darurat ini.

Menurut Dicky, pertumbuhan kasus (growth rate) masih mengalami peningkatan dari 38,3 persen di awal pelaksanaan PPKM Darurat, menjadi 45,4 persen pada 9 Juli 2021.

Peningkatan juga terjadi pada angka reproduksi virus dari 1,37 persen menjadi 1,4 persen.

"Artinya belum berhasil, karena untuk melihat evaluasi, keberhasilan intervensi ya dari dua ini terutama," kata Dicky kepada Kompas.com, Minggu (11/7/2021).

Dicky juga melihat adanya peningkatan angka kematian, dari 219 per 1 juta penduduk menjadi 236 per 1 juta penduduk selama seminggu PPKM Darurat.

Untuk kapasitas testing Covid-19, terjadi peningkatan dari 49,8 per 1.000 orang menjadi 52 per 1.000 orang.

"Ada sedikit peningkatan, tapi ini belum memadai. Bahkan jauh dari memadahi, karena dilihat dari test positivity rate 3 Juli 24,1 persen, per 9 Juni hanya meningkat 26,6 persen," jelas dia.

"Ini menandakan belum memadainya tes, masih belum bisa menjangkau dan menemukan kasus infeksi," sambungnya.

Baca juga: Rata-rata 4 Warga Prambanan Klaten Dimakamkan dengan Protokol Covid-19 Setiap Hari

Test positivity rate

Manajer PSS Sleman, Danilo Fernando saat melakukan swab test antigen, Senin (5/7/2021).
Manajer PSS Sleman, Danilo Fernando saat melakukan swab test antigen, Senin (5/7/2021). (Dokumentasi PSS Sleman)

Hal tersebut juga terlihat dari tes untuk setiap satu kasus konfirmasi.

Pada 3 Juli, memerlukan 4,1 tes untuk menemukan satu kasus konfirmasi positif Covid-19 dan turun menjadi 3,8 tes pada 9 Juli 2021.

Menurut Dicky, angka menunjukkan bahwa test positivity rate Indonesia saat ini masih sangat tinggi, belum merata dan setara.

Sebagai perbandingan, perlu 12,1 tes untuk menemukan satu kasus konfirmasi di Malaysia, 80 tes di Vietnam, 6.596 tes di Singapura, dan 8,5 tes di Filipina.

"Semakin banyak tes dilakukan untuk menemukan satu kasus positif, berarti semakin bagus dan terkendali. Untuk itu posisi kita masih kritis," ujarnya.

Dicky menuturkan, data tersebut harus dijadikan modal pemerintah untuk terus melakukan perbaikan, guna mencegah potensis ledakan besar di akhir Juli 2021.

Ia mengingatkan, esensi PPKM Darurat sebelumnya yang disampaikan penguatan 3T, vaksinasi, dan pembatasan.

Penyebab tingginya angka kematian

Tim Pamulasaran Jenazah Kecamatan Prambanan saat memakamkan jenazah seorang warga dengan menggunakan standar protokol COVID-19 baru-baru ini.
Tim Pamulasaran Jenazah Kecamatan Prambanan saat memakamkan jenazah seorang warga dengan menggunakan standar protokol COVID-19 baru-baru ini. (Dokumentasi Satgas COVID-19 Kecamatan Prambanan)

Dicky juga menjelaskan, salah satu penyebab tingginya angka kematian di Indonesia adalah kegagalan 3T (testing, tracing, treatment) dalam menemukan kasus secara dini dan cepat di masyarakat.

"Makanya 3T itu ditingkatkan, 500.000 (test) itu minimal dan secara merata. Saya lihat daerah ini belum semuanya memiliki komitmen," kata dia.

Baca juga: Hingga Juli 2021, 1.207 Nakes di Indonesia Gugur Terpapar Covid-19, Terbanyak Kalangan Dokter

"Kunjungan ke rumah-rumah juga penting untuk menemukan kasus infeksi di rumah-rumah di masyarakat, sehingga bisa cepat ditangani agar angka kematian bisa dikurangi," lanjutnya.

Dicky mengatakan, testing merupakan tumpuan dalam menemukan dan menyelesaikan kasus serta potensi penularannya.

"Jangan takut menemukan kasus, karena kalau tidak ditemukan ya nanti tiba-tiba meningkat karena tidak bisa mengendalikan pandemi," ujarnya.

"Penerapan PPKM Darurat ini harus dilakukan secara maksimal, didukung semua pihak. Situasi ini sudah sangat kritis dan menuju semakin kritis," tutupnya.(Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved