Bed Pasien COVID-19 di RSUD Wonosari Gunungkidul Kembali Penuh Meski Sudah Ditambah

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari terus melakukan penambahan tempat tidur (TT) bagi pasien COVID-19.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA/ Alexander Ermando
Gedung IGD RSUD Wonosari, Gunungkidul. 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari terus melakukan penambahan tempat tidur (TT) bagi pasien COVID-19.

Namun adanya penambahan tersebut tak mengurangi beban kinerja RS untuk penanganan.

Direktur RSUD Wonosari dr Heru Sulistyowati mengatakan saat ini total TT bagi pasien COVID-19 sudah bertambah jadi 75 unit.

Baca juga: UPDATE Data COVID-19 Selasa 6 Juli 2021: Hari Ini Tembus 31.189 Orang, Kasus Total 2.345.018

"Sore ini kami tambah 14 unit, tapi nanti juga langsung full (penuh)," kata Heru ditemui di Rumah Dinas Bupati Gunungkidul, Selasa (06/07/2021).

Ia menjelaskan hal itu terjadi lantaran sebelumnya ada 15 pasien konfirmasi positif yang tertahan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Mereka saat itu tidak bisa mendapatkan TT di bangsal.

Alhasil, begitu ada penambahan, sebanyak 14 pasien yang tertahan di IGD digeser ke TT yang sudah disediakan. Sehingga nantinya hanya ada 1 pasien yang akan ditangani di IGD.

Heru juga memastikan layanan IGD sampai saat ini masih bisa tertangani. Sebab pihaknya sudah terbantu dengan adanya tenda darurat yang dipinjamkan BPBD Gunungkidul.

"Tenda itu untuk penanganan IGD bagi pasien umum," jelasnya.

Namun, ia mengakui saat ini ada satu bangsal yang ditutup lantaran kurangnya tenaga. Adapun yang ditutup bangsal pasien bedah kelas 3, sehingga untuk saat ini dilakukan penggabungan (merger) bangsal.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo Paparkan Dua Inovasi Bidang Pertanian dan Kesehatan pada KIPP 2021

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty menyampaikan saat ini sudah ada 134 TT yang disediakan. Jumlah ini tersebar di RS rujukan dan RS swasta yang membantu penanganan.

"Tapi dari 134 TT itu, ada 10 yang tidak bisa dioperasikan," ungkap Dewi.

Menurutnya, kondisi itu terjadi sebagai dampak keterbatasan oksigen. Sebab oksigen sangat dibutuhkan bagi pasien konfirmasi positif COVID-19 yang bergejala sedang hingga berat.

Dewi mengatakan penggunaan oksigen tidak bisa dipaksakan, sebab nantinya penanganan jadi tidak maksimal. Itu sebabnya 10 unit TT yang tersedia saat ini belum dioperasikan.

"Baru akan digunakan kalau fasilitas pendukung tersedia atau untuk kondisi darurat," jelasnya. (alx)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved