Cerita Kampung Mati di Papua yang Ditinggal Warganya Karena Takut Teror KKB Papua Egianus Kogoya
Cerita Kampung Mati di Papua yang Ditinggal Warganya Karena Takut Teror KKB Papua Egianus Kogoya
TRIBUNJOGJA.COM, JAYAPURA – Kampung Mappenduma, Distrik Mappenduma, Kabupaten Nduga, Papua saat ini menjadi sebuah kampung mati setelah ditinggal penduduknya mengungsi.
Penduduk Kampung Mappenduma memilih pindah dan menetap di kawasan pegunungan karena selama ini diteror oleh anggota KKB Papuan pimpinan Egianus Kogoya.
Mereka memilih meninggalkan kampung halamannya sejak 2018 silam.
Tak hanya warga lokal, para pegawai pemerintahan, baik guru maupun tenaga medis juga memilih pergi dari kampung tersebut karena teror yang dilakukan oleh KKB Papua.
Rumah-rumah warga, gedung puskesmas dan sekolah pun kosong tak berpenghuni.
Upaya pemerintah untuk membujuk warga agar kembali ke Kampung Mappenduma belum membuahkan hasil.
Suasana kampung Mappenduma yang tidak berpenghuni ini sempat diabadikan oleh salah satu satu anggota Satgas Pamrahwan Yonif RK 751/ VJS, Praka Al-Furqan.
Dalam video yang berdurasi 32 detik tersebut, kampung yang menjadi markas kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya ini sangat sepi.
Tidak ada aktifitas masyarakat sama sekali.
Baca juga: Terungkap, Senjata yang Digunakan KKB Papua Pimpinan Tandius Gwijangge Rampasan dari Prajurit TNI
Baca juga: Enam Bulan Terakhir, KKB Papua Tewaskan 13 Masyarakat Sipil
Sementara itu Komandan Pos Satgas Pamrahwan Yonif RK 751/ VJS, Letda Rasyid ketika di konfirmasi membenarkan hal itu.
“Iya mas, sudah tidak ada warga sama sekali, kampung ini sepi,” ucapnya seperti yang dikutip Tribunjogja.com dari Tribun-Papua.com dalam artikel yang berjudul "Distrik Mappenduma Jadi Kampung Mati, Warganya Pilih Tinggal di Gunung karena KKB Egianus Kogoya"
Menurut informasi, warga meninggalkan rumahnya lantaran sering menjadi korban KKB.
“Dulu mereka sering diancam, kalau tidak berikan uang, makanan serta kebutuhan KKB,” bebernya.
Kata dia, masyarakat saat ini memilih bermukim di atas perbukitan.
“Mereka tinggal di gunung-gunung untuk berkebun, mereka sudah takut kembali ke rumahnya,” cetusnya.
Selain itu, Sekolah dan puskesmas pun tidak beroprasional.
“Para petugas sudah pergi sejak situasi di Mappenduma panas akibat KKB,” ucapnya.
Sejauh ini, Lanjut Rasyid, pihaknya akan melakukan pendekatan agar masyarakat dapat kembali lagi seperti dulu.
“Kami akan bujuk masyarakat kembali dengan memberikan jaminan keamanan dari KKB,” tegasnya.
Mapenduma adalah sebuah desa/Kampung di Kabupaten Nduga, 160 kilometer dari Wamena, ibu kota Jayawijaya, pusat Pegunungan Tengah Papua.
Kawasan Nduga kini tidak asing bagi telinga khalayak Indonesia sejak peristiwa kekerasan bersenjata oleh TPNPB/OPM menewaskan 16 pekerja PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018.
Mapenduma merupakan markas kelompok kriminal bersenjata pimpinan Egianus Kogoya. (*)