Ini Langkah Baru Industri Kertas Indonesia Menuju Zero Waste
Shiva, pemimpin teknologi bio-digestion karya anak bangsa, menghadirkan mesin yang mampu mengolah hingga 300 kilogram limbah organik per hari
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Bunga Kartikasari
TRIBUNJOGJA.COM - Bayangkan jika limbah organik bisa diubah jadi pupuk kaya nutrisi hanya dalam 24 jam.
Itu bukan lagi mimpi karena kini, PT Suparma Tbk telah mewujudkannya lewat teknologi bio-digestion Shiva.
PT Suparma Tbk (SPMA), salah satu produsen kertas terkemuka di Indonesia dengan identitas sebagai Indonesia’s Sustainable Paper Company, dengan bangga memasang teknologi bio-digestion limbah organik dari SHIVA, yang merupakan instalasi pertama di Pulau Jawa.
Inisiatif ini menandai pencapaian penting dalam komitmen jangka panjang Suparma terhadap keberlanjutan, yang berfokus pada tiga pilar utama, lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Apa Itu Teknologi Bio-Digestion?
Shiva, pemimpin teknologi bio-digestion karya anak bangsa, menghadirkan mesin yang mampu mengolah hingga 300 kilogram limbah organik per hari dan mengubahnya menjadi pupuk kaya nutrisi hanya dalam 24 jam.
Kapasitas ini dinilai cukup untuk kebutuhan operasional PT Suparma Tbk dan mendukung implementasi program Zero Waste yang telah berjalan konsisten.
Baca juga: Inovasi Tim PPK Ormawa UGM untuk Ekonomi Kreatif Margoagung
Namun, untuk kebutuhan skala besar, Shiva juga menawarkan mesin dengan kapasitas hingga 2.000 kilogram per hari, yang sangat ideal digunakan di pusat perbelanjaan maupun hotel.
“Dengan teknologi ini, tidak diperlukan lagi penumpukan limbah karena proses berjalan cepat, efisien, dan ramah lingkungan,” Edward Sopanan, CEO PT Suparma Tbk.
Terobosan ini semakin memperkuat upaya PT Suparma Tbk dalam meminimalkan limbah sekaligus memaksimalkan pemanfaatan sumber daya.
Adopsi teknologi Shiva juga membantu perusahaan mengubah biaya pengelolaan limbah menjadi nilai tambah, sekaligus mempertegas langkah dalam perjalanan keberlanjutan.
“Di Suparma, kami sejak lama berupaya untuk mengurangi limbah dan jejak lingkungan. Bekerja sama dengan Shiva memungkinkan kami melompat lebih jauh: mengubah beban biaya menjadi nilai tambah, sekaligus berkontribusi pada target keberlanjutan perusahaan serta tujuan SDGs,” ujar Edward.
Dengan mengadopsi teknologi Shiva, PT Suparma Tbk semakin memperkuat perannya dalam mendorong praktik industri berkelanjutan di Indonesia.
“Inisiatif ini tidak hanya mendukung program CSR dan lingkungan perusahaan, tetapi juga sejalan dengan visi Suparma untuk terus berinovasi serta bertanggung jawab terhadap bumi dan masyarakat,” tutupnya.
( Tribunjogja.com / Bunga Kartikasari )
Sering Buang Sisa Makanan? Yuk Ubah Kebiasaan dengan Cara Simpel Ini |
![]() |
---|
Praktik Perdukunan di Olahraga: Tidak Hanya di Indonesia, Ternyata di Tiongkok Juga Ada! |
![]() |
---|
Peluru Kertas Kembali Suarakan Kritik Sosial Lewat Album Penuh ‘Suara Merdeka’ |
![]() |
---|
Cerita Warga Terkait Kebakaran Gudang Kertas di Juwiring: Tiba-tiba Api Sudah Membesar |
![]() |
---|
Cara dan Syarat Tukar Uang Baru Bank Indonesia di Jogja untuk Lebaran 2025 Mulai Pecahan Rp 1.000 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.