RSUD Nyi Ageng Serang Kulon Progo Kembali Buka Pelayanan IGD
Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nyi Ageng Serang (NAS) kembali dibuka pada Kamis (1/7/2021) ini.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nyi Ageng Serang (NAS) kembali dibuka pada Kamis (1/7/2021) ini.
Setelah sehari sebelumnya layanan tersebut ditutup karena ketersediaan oksigen bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 menipis.
"Hari ini pelayanan IGD sudah buka kembali. Alhamdulillah RSUD NAS juga sudah ada pasokan oksigen. Semoga pasokannya semakin lancar dan kasus Covid-19 semakin menurun," tutur Direktur RSUD Nyi Ageng Serang, Hunik Rimawati saat dihubungi, Kamis (1/7/2021).
Baca juga: Disdikpora Bantul Dorong Sekolah Penuhi Daftar Periksa Kesiapan Jelang PTM
Ia menyampaikan bahwa pada dini hari, RSUD NAS telah mendapatkan pasokan sebanyak 60 tabung oksigen.
Puluhan tabung oksigen tersebut diperkirakan cukup untuk 2-3 hari ke depan.
Sebab per hari, pasien yang membutuhkan oksigen bisa 15-25 tabung.
Untuk kebutuhan oksigen kata Hunik juga tergantung dengan kondisi pasien yang datang yaitu memiliki gejala berat dan mengalami sesak napas.
Apalagi adanya lonjakan kasus Covid-19 berimbas terhadap pemakaian oksigen bagi pasien mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Baca juga: UPDATE Bursa Transfer Sergio Ramos: Chelsea dan Manchester City Dikabarkan Ajukan Tawaran
"Yang jadi masalah kemarin karena kurangnya pasokan oksigennya. Sebab distributor yang ada di Yogyakarta sempat tidak berproduksi. Sehingga sempat mencari sampai Solo, Demak bahkan Madiun. Namun hari ini kami sudah mendapatkan pasokan oksigen dan semoga pasokannya semakin lancar," ucapnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, Baning Rahayujati mengatakan terkait dengan pasokan oksigen, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Kementerian Kesehatan, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) dan penyedia oksigen untuk membagi ketersediaan oksigen sesuai kebutuhan masing-masing RS.
"Hampir setiap minggu kami juga melakukan rapat koordinasi (rakor) untuk memastikan ketersediaan oksigen agar tidak sampai kosong," ucapnya. (scp)