Rekomendasi Terbaru Satgas Covid-19 dan CDC: Mulai Sekarang Pakailah Masker Dobel!
Untuk mencegah penularan varian Delta yang disebut lebih menular perlukah pakai masker dobel?
Tribunjogja.com - Saat ini kasus Covid-19 di Indonesia terus meroket disinyalir akibat varian Delta.
Untuk mencegah penularan varian Delta yang disebut lebih menular perlukah pakai masker dobel?
Simak penjelasan rekomendasi Satgas Covid-19 dan CDC soal penggunaan masker dobel di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Rekomendasi terbaru dari satgas Covid-19 dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan bahwa rekomendasi masker yang paling baik adalah double masking.
Apa itu double masking?
Double masking adalah menggunakan 2 macam masker secara bersamaan untuk memberi perlindungan lebih.
Cara ini memiliki dua keuntungan, yaitu menutup lebih rapat dan meningkatkan filtrasi udara.
Cara ini menutup celah lebih rapat karena biasanya banyak jenis masker yang tidak benar-benar rapat.
Contohnya masker medis memliliki kelebihan memiliki kawat untuk di bagian hidung, namun bagian sampingnya sedikit terbuka.
Dengan menggunakan masker medis pada lapisan pertama, kemudian dilapisi masker kain pada bagian luar, ini akan menutupi kekurangan masker medis. Masker kain mampu menutupi bagian samping masker medis.
Baca juga: Masker Kain Tiga Lapis Tak Disarankan, Hanya Efektif Cegah COVID-19 Jika Melapisi Masker Medis
Menggunakan dua lapis masker seperti ini akan membantu meningkatkan filtrasi udara karena berlapis masker yang digunakan.
Ini akan mencegah droplet yang mengandung virus mencapai mulut dan saluran pernapasan.
Bagaimana double masking dalam mencegah Covid-19?
CDC melakukan penelitian mengenai efektivitas double masking untuk menurunkan risiko tertular SARS-CoV-2. Penelitian digunakan dengan menguji berbagai jenis masker yang beredar di masyarakat.
Hasilnya masker medis yang digunakan sendiri hanya memblok 56,1 persen partikel dari percobaan batuk.
Sedangkan masker kain hanya memblok 51,4 persen. Namun, mengombinasikan keduanya menjadi double masking bisa memblok hingga 85,4 persen partikel udara.
Selain itu, masker medis yang digunakan dengan menyilangkan talinya pada telinga serta memasukkan lipatan masker ke bagian dalam bisa juga menghalau 77 persen partikel dari simulasi batuk yang dilakukan pada penelitian tersebut.
Saran penggunaan

Hasil dari penelitian di laboratorium itu bisa kita gunakan untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV- 2. Namun, Anda tetap harus memperhatikan bahwa kedua masker yang digunakan tersebut harus rutin diganti setidaknya 6 jam sekali atau setiap masker mulai basah.
Anda juga perlu menyadari bahwa pada sebagian orang mungkin angka efektivitas double masking lebih rendah. Ini banyak terjadi pada pria yang memiliki jambang dan jenggot sehingga masker tidak menempel sempurna pada permukaan kulit wajah.
Pada pria yang memiliki jenggot atau jambang disarankan untuk mencukurnya atau memotongnya lebih pendek agar masker bisa menempel sedekat mungkin dengan kulit.
Selain itu, pilihlah masker dengan kawat pada bagian hidung. Lalu, bengkokkan kawat agar bisa beradaptasi dengan anatomi hidung untuk mencegah kebocoran pada bagian hidung.
Baca juga: Sinovac dan Pfizer Akan Digunakan untuk Vaksinasi Covid-19 bagi Anak-anak
Kenapa harus double masking?
Beberapa bulan terakhir, virus SARS-CoV-2 banyak bermutasi dan salah satunya adalah varian delta.
Varian ini disebut lebih mudah menular dibandingkan dengan varian lainnya. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa efektivitas double masking mampu filtrasi udara hingga 85,4 persen.
Oleh karena itulah menggunakan dua lapis masker sangat penting untuk membantu mencegah Anda terkena Covid-19. Mulai sekarang biasakan double masking, ya.(Kompas.com)