Kasus Terkonfirmasi Corona Daerah Istimewa Yogyakarta Tembus 53.978 Pasien

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih mencatat penambahan Kasus Corona atau Covid-19 tinggi.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
TRC BPBD DIY
Tim TRC BPBD DIY lakukan pemakaman dengan prosedur Covid-19, Selasa (22/6/2021) 

Sebab, jika ketersediaan oksigen tidak mencukupi akan berakibat fatal bagi pasien Covid-19 yang tengah menjalani perawatan. Kendati demikian, pemerintah mengklaim bahwa pasokan oksigen di DIY masih mencukupi.

"Kemarin memang mengumpulkan kepala rumah sakit, tapi sampai saat ini (pasokan oksigen) masih tercukupi," ujar Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Selasa (22/6/2021).

Untuk mencegah kelangkaan oksigen, Pemda DIY telah meminta distributor pemasok oksigen untuk menambah pasokan ke DIY.

Jika sebelumnya pasokan ke DIY baru 60 persen dari total oksigen yang diproduksi maka saat ini jumlahnya ditingkatkan hingga 80 persen.

Penambahan pasokan untuk DIY dimgungkinkan karena distributor pemasok oksigen saat ini hanya melayani kebutuhan di kawasan DIY.

Sebelumnya distributor tersebut juga memasok oksigen untuk Provinsi Jawa Tengah.

"Kalau sekarang kan jateng sudah punya distributor [oksigen] sendiri, jadi kami mohon jogja ditingkatkan jadi 80 persen," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie tak menampik kebutuhan oksigen di DIY mengalami peningkatan sebagai imbas dari peningkatan kasus harian Covid-19.

Bahkan permintaan meningkat hingga tiga kali lipat. "Ketersediaan oksigen di RS memang tidak seperti biasa, karena angka kasusnya meningkat kemudian BOR (tingkat keterisian) RS sudah di atas 70 persen," paparnya.

Sebagai langkah antisipasi, Dinkes DIY telah bertemu langsung dengan para distributor. Mereka diminta untuk meningkatkan produksi agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen di layanan fasilitas kesehatan.

"Karena banyaknya pemakaian dan permintaan mereka sudah meningkatkan produksinya. Tapi karena banyak yang minta jadi cepat habis. Ini kita berupaya mengumpulkan semua distributor yang ada di Yogya," imbuhnya.

Pembajun tak merinci ada berapa jumlah distributor yang memasok produknya ke DIY. Namun pihaknya memastikan untuk sementara ini, pihak distributor masih sanggup untuk memenuhi permintaan.

"Kita minta yang ada dulu saja. Kalau memang distributor memang bisa mencukupi kita minta memaksimalkan. Kalau kita harus cari dari luar ya kita upayakan," paparnya.

Pembajun melanjutkan, tingginya permintaan oksigen juga dipicu akibat kurangnya pemahaman masyarakat terkait prosedur perawatan pasien Covid-19.

Misalnya, banyak warga yang memilih membawa pasien langsung ke rumah sakit rujukan padahal kondisi pasien masih sanggup untuk ditangani puskesmas.

"Jangan langsung ke rumah sakit, ke puskesmas dulu. Nanti kasus-kasus ringan kalau sudah sampai di IGD kan rumah sakit nggak bisa nolak," terang Pembajun. ( Tribunjogja.com | Ard | Tro )

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved