Kasus Terkonfirmasi Corona Daerah Istimewa Yogyakarta Tembus 53.978 Pasien
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih mencatat penambahan Kasus Corona atau Covid-19 tinggi.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih mencatat penambahan Kasus Corona atau Covid-19 tinggi.
Catatan tim Penanganan Covid-19 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Selasa (22/6/2021), ada sebanyak 675 orang positif Covid-19.
Dengan tambahan itu maka total kasus terkonfirmasi menjadi 53.978 kasus dan pasien sembuh sebanyak 260 orang.
Artinya total pasien positif Covid-19 yang sembuh menjadi 46.113 orang.
“Pada hari ada 15 orang meninggal karena terjangkit virus corona. Maka, total kasus meninggal menjadi 1.394 orang,” ungkap Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 di DIY, Berty Murtiningsih.
Rincian kasus meninggal adalah sebagai berikut:
1. Kasus 46.846 : Laki laki, 62 th, Yogyakarta
2. Kasus 48.016 : Perempuan, 55 th, Bantul
3. Kasus 48.180 : Perempuan, 79 th, Gunung Kidul
4. Kasus 50.450 : Laki laki, 58 th, Gunung Kidul
5. Kasus 50.600 : Perempuan, 60 th, Bantul
6. Kasus 51.079 : Perempuan, 42 th, Bantul
7. Kasus 51.298 : Laki laki, 66 th, Bantul
8. Kasus 51.578 : Laki laki, 67 th, Bantul
9. Kasus 52.544: Perempuan, 51 th, Bantul
10. Kasus 53.112: Perempuan, 76 th, Yogyakarta
11. Kasus 53.924: Perempuan, 60 th, Sleman
12. Kasus 53.925: Perempuan, 61 th, Sleman
13. Kasus 53.981: Laki laki, 64 th, Sleman
14. Kasus 53.982: Perempuan,54 th, Sleman
15. Kasus 63.983: Laki laki, 85 th, Kulon Progo
Distribusi kasus terkonfirmasi Covid-19 menurut domisili wilayah kabupaten dan kota adalah:
1. Kota Yogyakarta : 76 kasus
2. Kabupaten Bantul : 162 kasus
3. Kabupaten Kulon Progo : 122 kasus
4. Kabupaten Gunungkidul : 116 kasus
5.Kabupaten Sleman : 199 kasus
Distribusi kasus sembuh menurut domisili wilayah kabupaten dan kota adalah:
1. Kota Yogyakarta : 40 kasus
2. Kabupaten Bantul : 66 kasus
3. Kabupaten Kulon Progo : 30 kasus
4. Kabupaten Gunungkidul : 33 kasus
5. Kabupaten Sleman : 91 kasus
Berty mengatakan, riwayat kasus terkonfirmasi virus corona paling banyak didapat dari tracing kontak kasus positif sebanyak 524 orang.
Ada yang periksa mandiri dan positif corona sebanyak 126 orang dan skrining karyawan kesehatan 2 kasus. Perjalanan luar daerah 4 kasus serta belum ada info 19 kasus.
Stok Oksigen Rumah Sakit
Pemakaian oksigen di 27 RS rujukan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan akibat lonjakan kasus belakangan ini. Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta memberi instruksi kepada sejumlah rumah sakit di DIY untuk menambah pasokan oksigen.
Sebab, jika ketersediaan oksigen tidak mencukupi akan berakibat fatal bagi pasien Covid-19 yang tengah menjalani perawatan. Kendati demikian, pemerintah mengklaim bahwa pasokan oksigen di DIY masih mencukupi.
"Kemarin memang mengumpulkan kepala rumah sakit, tapi sampai saat ini (pasokan oksigen) masih tercukupi," ujar Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Selasa (22/6/2021).
Untuk mencegah kelangkaan oksigen, Pemda DIY telah meminta distributor pemasok oksigen untuk menambah pasokan ke DIY.
Jika sebelumnya pasokan ke DIY baru 60 persen dari total oksigen yang diproduksi maka saat ini jumlahnya ditingkatkan hingga 80 persen.
Penambahan pasokan untuk DIY dimgungkinkan karena distributor pemasok oksigen saat ini hanya melayani kebutuhan di kawasan DIY.
Sebelumnya distributor tersebut juga memasok oksigen untuk Provinsi Jawa Tengah.
"Kalau sekarang kan jateng sudah punya distributor [oksigen] sendiri, jadi kami mohon jogja ditingkatkan jadi 80 persen," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie tak menampik kebutuhan oksigen di DIY mengalami peningkatan sebagai imbas dari peningkatan kasus harian Covid-19.
Bahkan permintaan meningkat hingga tiga kali lipat. "Ketersediaan oksigen di RS memang tidak seperti biasa, karena angka kasusnya meningkat kemudian BOR (tingkat keterisian) RS sudah di atas 70 persen," paparnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dinkes DIY telah bertemu langsung dengan para distributor. Mereka diminta untuk meningkatkan produksi agar dapat memenuhi kebutuhan oksigen di layanan fasilitas kesehatan.
"Karena banyaknya pemakaian dan permintaan mereka sudah meningkatkan produksinya. Tapi karena banyak yang minta jadi cepat habis. Ini kita berupaya mengumpulkan semua distributor yang ada di Yogya," imbuhnya.
Pembajun tak merinci ada berapa jumlah distributor yang memasok produknya ke DIY. Namun pihaknya memastikan untuk sementara ini, pihak distributor masih sanggup untuk memenuhi permintaan.
"Kita minta yang ada dulu saja. Kalau memang distributor memang bisa mencukupi kita minta memaksimalkan. Kalau kita harus cari dari luar ya kita upayakan," paparnya.
Pembajun melanjutkan, tingginya permintaan oksigen juga dipicu akibat kurangnya pemahaman masyarakat terkait prosedur perawatan pasien Covid-19.
Misalnya, banyak warga yang memilih membawa pasien langsung ke rumah sakit rujukan padahal kondisi pasien masih sanggup untuk ditangani puskesmas.
"Jangan langsung ke rumah sakit, ke puskesmas dulu. Nanti kasus-kasus ringan kalau sudah sampai di IGD kan rumah sakit nggak bisa nolak," terang Pembajun. ( Tribunjogja.com | Ard | Tro )