Kurangi Pasokan TPST Piyungan, Pemkot Yogyakarta, Sleman dan Bantul Diminta Reduksi Sampah
Kurangi Pasokan TPST Piyungan, Pemkot Yogyakarta, Sleman dan Bantul Diminta Reduksi Sampah
Penulis: Santo Ari | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Daerah (Pemda) DIY meminta kepada tiga wilayah yakni Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman dan Pemkab Bantul, yang memanfaatkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan dapat mengurangi sampahnya.
Jika tidak dilakukan, maka kondisi TPST Piyungan akan semakin memprihatinkan.
Langkah ini dilakukan sembari menunggu terwujudnya skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) TPST Piyungan, setidaknya untuk dua hingga tiga tahun ke depan.
Asekda Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Tri Saktiyana mengungkapkan saat ini pengelolaan sampah di TPST Piyungan masih menggunakan sistem yang paling sederhana berupa sanitary landfill.
Sistem ini pun hampir tanpa pengolahan, hanya ditumpuk atau ditimbun dengan dipadatkan berlapis-lapis.
Ia mengatakan bahwa sampah di sana tidak berkurang, dan terus menumpuk hingga menjadi bukit.
"Kita sudah tidak bisa menggunakan sistem itu lagi mengingat akan membutuhkan lahan yang cukup banyak, sehingga harus menggunakan teknologi yang harus bisa mengurangi sampah.
Selama ini kan sampah hanya ditumpuk saja, dan akhirnya sudah menjadi bukit," ujarnya Selasa (22/6/2021).
Baca juga: Atasi TPST Piyungan, DPRD DIY Desak Eksekutif Realisasikan Pengadaan Alat Pengolah Sampah 3R
Baca juga: Ketua Komisi C DPRD DIY Soal Sampah di TPST Piyungan, Pemerintah DIY Harus Gerak Cepat
Maka dari itu, pihaknya telah meminta kepada pemerintah Kota Yogyakarta, Sleman dan Bantul untuk mereduksi sampah yang akan dibuang di TPST Piyungan, hingga 20-25 persen lebih sedikit dari biasanya.
Upaya limitasi sampah di masing-masing kota/kabupaten ini sesuai dengan Perda Persampahan di DIY, yakni Peraturan Daerah (Perda) Gubernur DIY No.3 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Ia mengakui bahwa penerapan aturan ini belum maksimal selama ini sehingga sampah yang dikirim ke Piyungan pun tetap membludak.
"Setidaknya dikurangi hingga 25 persen, pemerintah kota, Sleman dan Bantul diharapkan dapat mereduksi sampah sebelum dikirim ke TPST Piyungan.
Pengurangan sampah ini setidaknya bisa sedikit mengerem agar tidak semua sampah di kirimkan ke TPST Piyungan, saat ini TPST Piyungan menerima 500 ton sampah per harinya," terangnya.
Ia menuturkan, reduksi sampah ini dilakukan antara lain dengan bantuan pemulung sampai adanya bank sampah di masing-masing kampung.
Idealnya sampah yang dikirim ke TPST Piyungan merupakan sampah yang tidak bisa diolah lagi. Tetapi yang terjadi saat ini semua sampah bisa masuk.
Ia pun meminta kepada masyarakat untuk dapat menerapkan 3R yakni reduce, reuse, recycle. Apalagi disebutnya bahwa sampah di TPST Piyungan didominasi dari sampah rumah tangga. (Tribunjogja/Santo Ari)