Atasi TPST Piyungan, DPRD DIY Desak Eksekutif Realisasikan Pengadaan Alat Pengolah Sampah 3R
Kalangan Dewan Perawakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY mendesak agar program zero residu dalam pengolahan sampah di Yogyakarta segera teratasi.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kalangan Dewan Perawakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY mendesak agar program zero residu dalam pengolahan sampah di Yogyakarta segera teratasi.
Sekretaris Komisi C DPRD DIY Jimmy Rusdin menyampaikan, untuk mewujudkan pengolahan sampah yang bebas residu perlu penggunaan alat pengolah sampah khusus.
Oleh karena itu, pihaknya meminta agar eksekutif merespon usulan pengadaan alat pengolah sampah untuk dialokasikan ke tingkat desa atau kelurahan yang ada di DIY.
Baca juga: Ketua Komisi C DPRD DIY Soal Sampah di TPST Piyungan, Pemerintah DIY Harus Gerak Cepat
"Silahkan anggarkan mau pakai danais atau APBD terserah saya gak mau tahu. Karena ini urusannya rakyat. Kalau bisa diskusi ini yang terakhir. Kalau kepepet lagi lapor ke kami. Saya kira demi keindahan kota Yogyakarta itu bisa diupayakan," jelasnya, ditengah forum audiensi warga Ngablak di ruang rapat DPRD DIY, Selasa (25/5/2021) siang.
Sementara anggota Komisi C DPRD DIY Amir Syarifudin menambahkan bahwa TPST Piyungan saat ini sangat kritis.
Ia turut membandingkan pembangunan TPST Piyungan dengan beberapa proyeksi pembangunan pemerintah DIY selama ini yang secara berkala rutin memperbaiki Tugu Pal Putih Yogyakarta sedemikian rupa.
"Tugu Jogja itu kecil tapi dibangun terus. TPST Piyungan itu besar tapi begitu tutup sehari saja geger dan sampai saat ini tidak ada pembangunan yang serius," tegas Amir.
Ia mengklaim pengolahan sampah dengan sistem 3R di tingkat desa/kelurahan sangat dibutuhkan untuk kondisi saat ini.
Baca juga: Sumber Air Bersih Terancam, Warga Padukuhan Ngablak Bantul Terus Tolak Perluasan TPST Piyungan
"Sekarang memang butuh teknologi untuk mengolah sampah ditingkat bawah atau 3R," jelas dia.
Sementara itu, Pengelola sampah Koperasi UD Rekayasa Wong Dewe di Sleman, Wangdi Wusono mengungkapkan, sebetulnya ada alat penyaring sampah berupa mesin rotary screen yang dikembangkan warga di Sleman untuk mengolah sampah.
Dengan demikian warga tidak perlu membuang sampah mereka ke TPST Piyungan.
"Kami sebenarnya sudah mengembangkan alat dari besi beton untuk mengolah sampah organik dan non organik. Alat ini bisa memisahkan plastik dari sampah organik untuk mengurangi pembuangan sampah ke piyungan," jelasnya. (hda)