Kabupaten Bantul
Atasi Populasi Kambing dan Domba yang Menipis, DPPKP Bantul Datangkan dari Luar Daerah
Tingginya kebutuhan kambing dan domba untuk olahan kuliner di Bantul tak sebanding dengan jumlah populasi kambing dan domba saat ini.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul menyebut populasi kambing dan domba di Kabupaten Bantul menipis.
Hal itu karena tingginya konsumsi kambing, terutama olahan kuliner.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DPPKP Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan kebutuhan kambing dan domba di Kabupaten Bantul sekitar 700 ekor per hari.
Sedangkan jumlah populasi kambing dan domba hanya sekitar 150.000.
Baca juga: Sarapan Sate Kambing Bumbu Kacang di Warung Sate Pak Meyet
"Kebutuhan kambing dan domba cukup tinggi. Apalagi pedagang sate klatak di Bantul juga tinggi, ada sekitar 171 pedagang,"katanya, Kamis (17/06/2021).
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, pihaknya terpaksa mendatangkan kambing dan domba dari luar Bantul.
Kebanyakan kambing dan domba didatangkan dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Belum lama ini, pihaknya bersama dengan Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bantul melakukan studi banding ke Garut.
Tujuannya adalah untuk melihat budidaya kambing dan domba.
Baca juga: Sate Kambing Mbak Bella, Potongan Dagingnya Besar Dan Rasanya Empuk
Menurut dia, budidaya dan peternakan di Garut bisa diadaptasi ke Bantul.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bantul, Mahmudin mengakui tidak seimbangnya konsumsi dengan populasi kambing dan domba di Kabupaten Bantul.
Sehingga perlu pengembangan potensi budidaya domba seperti yang dilakukan di Garut.
Namun demikian, program budidaya tersebut tidak bisa langsung direalisasikan.
Hal itu karena anggaran yang belum tersedia.
"Ini belajar dulu, kira-kira bagaimana kalau dikembangkan di Bantul. Kemungkinan besar berpotensi untuk bisa dikembangkan," tambahnya. ( Tribunjogja.com )