Kisah Ilmuwan Muda Bogor Membuat Inovasi Tempe Siap Saji, Kini Merambah ke Berbagai Negara di Eropa
Mayoritas tempe yang mereka buat adalah tempe siap saji dalam kemasan yang telah dibumbui, sehingga bisa langsung dihangatkan
"Produk kami yang paling laris adalah tempe yang sudah dimarinasi (direndam dalam bumbu sebelumnya) karena mereka sangat mudah untuk dimasak," kata salah satu pendiri Better Nature, Fabio Rinaldo, seorang ilmuwan pangan di kantornya, di London, Inggris kepada BBC Indonesia.

"Konsumen kami dapat berkreasi dengan berbagai resep tanpa repot memasak dari awal, meskipun kami juga sedia versi tempe mentah yang belum dibumbui," imbuhnya.
Semenjak diluncurkan tahun lalu, tempe inovasi mereka dapat ditemui di setidaknya 200 toko dan supermarket di Inggris, Perancis, Jerman dan negara-negara di Skandinavia.
Belakangan, produk tempe mereka menjadi salah satu dari tiga produk vegetarian terlaris di website Amazon untuk wilayah Britania Raya.
"Di pasar Eropa, tempe masih merupakan produk makanan dengan segmen khusus, tetapi kesadaran konsumen akan tempe tumbuh luar biasa pesat," kata Christopher Kong, pendiri Better Nature yang besar di Hong Kong.
"Saya lahir di Hong Kong dan hidup di sana selama 13 tahun, tapi tidak pernah mengenal tempe, meski faktanya Hong Kong lebih dekat ke Indonesia," kata Chris.
Di website resminya, Better Nature menawarkan lebih dari selusin jenis produk tempe dengan rasa ala Asia, India, dan Eropa.
Harganya berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 76.000.
Untuk tempe mentah yang belum dibumbui, serupa dengan tempe yang sering dijumpai di Indonesia, harganya sekitar Rp 50.000 per 200 gram atau Rp 300.000 per kilogram.
Inovasi selanjutnya Suplai kacang kedelai Better Nature saat ini berasal dari Belgia, Belanda, dan Jerman dengan produksi juga di negara Eropa itu.
Selain kacang kedelai, juga ada kacang lupin yang mirip dengan kedelai.
Sementara, fermentasi tempe, pengolahan, dan pengemasan berpusat di Jerman.

Amadeus Driando Ahnan-Winarno, ilmuwan pangan pendiri Better Nature yang berbasis di Bogor, Jawa Barat, mengaku saat ini perusahaannya masih dalam tahap penjajakan untuk menggunakan bahan baku kedelai lokal.
"Tahun 2018, saat memulai Better Nature, kita sudah coba membuat supply chain (pasok suplai) untuk mengekspor dari Indonesia," kata pemuda yang lebih akrab disapa Ando, saat ditemui di laboratoriumnya di Bogor.
Secara bisnis, kata dia, bisa jadi modalnya lebih dulu habis sebelum supply chain-nya berhasil mengekspor dari Indonesia ke Eropa.