Jawa
BPBD Klaten Ajukan Status Tanggap Darurat Kekeringan 1 Juli hingga 31 Oktober 2021
BPBD Klaten mengantisipasi timbulnya bencana hidrometeorologi yang berkaitan dengan kekeringan, kesulitan air bersih hingga ancaman kebakaran lahan.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten mengajukan status tanggap darurat kekeringan musim kemarau di Klaten mulai 1 Juli hingga 31 Oktober 2021.
Hal itu disiapkan oleh BPBD Klaten guna mengantisipasi timbulnya bencana hidrometeorologi yang berkaitan dengan kekeringan, kesulitan air bersih hingga ancaman kebakaran lahan pada musim kemarau tahun ini.
"Status tanggap darurat kekeringan di Klaten itu kita usulkan ke ibu Bupati pada 1 Juli hingga 31 Oktober," ujar Kepala BPBD Klaten, Sip Anwar saat Tribunjogja.com temui di Pemkab Klaten, Kamis (10/6/2021).
Menurut Sip Anwar, pada musim kemarau di Klaten, terdapat sejumlah daerah yang berpotensi mengalami kekeringan hingga kebakaran lahan.
Beberapa di antaranya adalah wilayah Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Manisrenggo, Jatinom, Bayat, Karangdowo, Pedan, Juwiring hingga Gantiwarno.
Baca juga: BMKG Perkirakan Puncak Musim Kemarau di Klaten pada Agustus Mendatang
Ia pun mengaku, telah berkoordinasi dengan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah untuk memberikan gambaran terkait musim kemarau tahun 2021 ini.
"Harapan kami dengan koordinasi dengan BMKG, dapat memberikan gambaran musim kemarau sampai kapan dan puncaknya kapan sehingga ada kesamaan persepsi dari OPD, masyarakat, dan relawan," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta mengatakan jika pada musim kemarau tahun 2021 ini pihaknya menyiapkan 750 tangki air bersih untuk mengatasi kekeringan dan kesulitan air bersih.
"750 tangki air bersih itu senilai Rp241 juta untuk," ujar Haris.
Ia mengatakan, hingga saat ini, pihaknya sudah menyalurkan 27 tangki air bersih kepada Desa Tegalmulyo dan Sidorejo yang masuk Kecamatan Kemalang, lereng Gunung Merapi Klaten.
"Saat ini, dropping masih di Kemalang yakni Desa Tegalmulyo dan Sidorejo, kemarin itu sudah mulai dilakukan pada Jumat (4/6/2021) jadi baru dua desa," ucapnya.
Meski sudah menyalurkan 27 tangki air bersih, Haris mengatakan hingga sejauh ini secara administrasi belum ada desa yang mengajukan bantuan air bersih itu.
Baca juga: Pasar Basin Klaten Ditutup Tiga Hari, Begini Penjelasan Satgas COVID-19 Kebonarum
Disinggung terkait berada desa yang berpotensi mengalami kekeringan pada kemarau tahun 2021 ini, Haris mengaku belum bisa menjelaskan secara rinci.
Ia hanya menyebut jika total desa yang mengalami kekeringan dan minta bantuan air bersih di Klaten pada tahun 2019 sebanyak 44 desa yang tersbear dari 9 kecamatan.
Adapun pada tahun 2020 kemarin, sebanyak 20 desa dari 5 kecamatan yang melaporkan kekeringan.
"Nah 2021 ini kami tidak tahu prediksinya. Sejak Senin kemarin kami siapkan 3 tangki air untuk dropping air bersih setiap hari," ulasnya.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko memperkirakan jika musim kemarau di Kabupaten Klaten bakal memasuki masa puncak pada Agustus mendatang.
"Untuk prakiraan musim kemarau ini, perlu kami sampaikan dahulu bahwa puncak musim kemarau di Klaten prakiraan kami akan masuk pada bulan Agustus," ujarnya saat ditemui Tribunjogja.com.
Kemudian, lanjut Iis Widya, sesuai dengan data cuaca yang ia terima dalam 10 hari sekali, Kabupaten Klaten pada awal Juni 2021 ini sudah memasuki musim kemarau.
Baca juga: Mengenal Sartono, Pematung Tunanetra Asal Klaten, Buat Karya dengan Cara Meraba
Meski demikian, pada musim kemarau kali ini akan terdapat curah hujan yang turun seperti pada kemarau periode sebelumnya.
Hanya saja, Iis Widya memperkirakan jika curah hujan di musim kemarau tahun ini tidak sebanyak tahun 2020 dan tidak sejarang tahun 2019.
"Sampai saat ini masih terdapat beberapa variasi cuaca dan kurang lebih kemarau tahun ini hampir sama pada tahun lalu, tapi tidak sebasah tahun 2020 dan tidak sekering 2019," jelasnya.
Kemudian, ia meminta masyarakat Klaten untuk mengantisipasi munculnya potensi bencana hidrometeorologi yang berkaitan dengan musim kemarau seperti kekeringan, kekurangan air bersih hingga kebakaran lahan dan lainnya. ( Tribunjogja.com )