Pendidikan

Simulasi PTM Terbatas Digulirkan Kembali, Pemkot Yogya Sebut Murid SD Lebih Mudah Diatur

Pemkot Yogyakarta menggelar kembali simulasi pembelajaran tatap muka (PTM)  terbatas di lima SD di wilayahnya, mulai Jumat (28/5/2021).

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Azka Ramadhan
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Dedi Budiono 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggelar kembali simulasi pembelajaran tatap muka (PTM)  terbatas di lima SD di wilayahnya, mulai Jumat (28/5/2021).

Sebelumnya, pada Kamis (27/5/21), sudah lebih dulu digulirkan simulasi serupa untuk tingkat SMP.

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Dedi Budiono mengatakan, kelima SD tersebut meliputi SD Margoyasan, SD Lempuyangwangi, SD Tegalrejo 1, SD Serayu dan SD Muh Karangkajen.

Berdasar evaluasi uji coba terdahulu, seluruhnya dinilai sudah siap.

Baca juga: Meski PTM Ditunda, ASPD Tingkat SD di Kota Yogya Tetap Digelar Secara Luring

"Saya kira pelaksanaannya sangat terjamin, karena anak tidak melakukan mobilitas kemana-mana, karena tidak ada waktu istirahat. Murni pembelajaran lebih kurang dua jam, setelah itu selesai," ujarnya, Kamis (27/5/2021).

Terlebih, ia menuturkan, dibandingkan siswa-siswi SMP, murid SD cenderung lebih mudah diatur, dalam penerapan protokol kesehatan di sekolah.

Ditambah, dalam simulasi tahap yang kedua tersebut, anak-anak yang menjalani pembelajaran luring sebatas kelas IV dan V.

"SD lebih meyakinkan untuk PTM, dibanding SMP, karena kepatuhannya lebih tinggi. Anak SMP sudah lebih gede, ya, ketika pulang ada potensi saling ngobrol, dan sebagainya. Lagipula, banyak anak yang tak diantar, terutama yang rumahnya dekat dengan sekolah," cetusnya.

Dedi menjelaskan, pendidikan karakter memang lebih dikedepankan dalam simulasi pembelajaran tatap muka ini, baik di tingkat SD, atau SMP.

Menurutnya, pelaksanaan KBM di sekolah bukan sekadar untuk mengejar capaian target pembelajaran yang sulit terealisasi via daring.

Baca juga: Uji Coba PTM SMP di Kota Yogyakarta Lancar, Siswa Mulai Terbiasa Terapkan Prokes di Sekolah

"Jadi, mereka datang masuk kelas, diawali menyanyikan Indonesia Raya, kemudian pengajian pagi hari. Setelah itu, baru masuk ke materi pembelajaran yang sifatnya pun lebih pada penguatan karakter anak," ungkapnya.

Sejauh ini, lanjutnya, respon anak-anak terhadap PTM pun sangat baik.

Murid antusias, bisa kembali mengisi ke ruang kelasnya.

Apalagi, teruntuk anak kelas VII, mereka belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di sekolah, untuk berjumpa dengan guru, serta rekan sejawat.

"Ya, mereka sangat senang sekali. Ada fenomena menarik, karena uji coba ini juga melibatkan anak kelas VII. Selama ini mereka belum pernah ke sekolah. Ketika masuk, mereka tidak tahu kelasnya yang mana," terangnya.

"Semoga bisa mendorong motivasi anak, untuk semangat belajar. Mulai berinteraksi dengan temannya, meski sangat terbatas. Setidaknya, anak-anak jadi tahu, mengenali wajah teman, maupun gurunya," imbuh Dedi. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved