Geopark Gunung Sewu di Gunungkidul Berfungsi sebagai Destinasi Wisata, Edukasi, dan Konservasi
Gunung Sewu membentang dari wilayah Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, Wonogiri Jawa Tengah hingga Pacitan Jawa Timur. Wilayah tersebut tercatat
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Daerah Istimewa Yogyakarta kaya akan sumber daya alamnya yang berdampak pada munculnya destinasi wisata di berbagai wilayah.
Geopark Gunung Sewu adalah salah satu aset yang memiliki banyak potensi di dalamnya.
Tak hanya sebagai destinasi wisata, Geopark Gunung Sewu juga terdapat aspek pendidikan dan konservasi di dalamnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Positif Covid-19, 25 Warga Ngaglik Caturharjo Sleman Dijemput Ambulans Ke Asrama Haji
Gunung Sewu membentang dari wilayah Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, Wonogiri Jawa Tengah hingga Pacitan Jawa Timur. Wilayah tersebut tercatat sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG).
Geopark Gunung Sewu memiliki luas bentang 1.802 kilometer persegi. Berada di tiga geoarea dan masing-masing geoarea memiliki geosite.
Gunungkidul 13 lokasi, Wonogiri (Jawa Tengah) 7 lokasi, dan Pacitan (Jawa Timur) 13 lokasi.
GM Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, Budi Martono mengatakan bahwa masyarakat sudah mulai merasakan manfaat konsep sebuah geopark.
Di dalamnya terdapat unsur taman bumi yang menghubungkan sejarah bentang alam dengan budaya setempat, sekaligus flora fauna khas Gunung Sewu.
Tak dipungkiri, berdirinya Gunung Sewu sebagai Geopark memberi kemanfaatan dan perkembangan bagi wilayahnya, dalam hal ini terjadi kenaikan yang signifikan baik jumlah kunjungan wisata, maupun PAD yang masuk ke kabupaten Gunungkidul
"Konsep Geopark ini cocok untuk membangun Gunungkidul yang notabene kawasan karst," ujarnya.
Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat telah menggerakan perekonomian masyarakatnya.
Di sekitar geosite telah tumbuh aktivitas perekonomian baru seperti pengelolaan home stay, produk-produk UMKM hingga pemandu wisata.
Peningkatan ekonomi ini dinilainya karena masyarakat di sekitar geosite ini secara tidak langsung dianggap sebagai investor sehingga ada perasaan memiliki warisan geologi ini dan terus dilindung untuk masa depan mereka.
Baca juga: Update COVID-19 di Klaten 25 Mei 2021: Bertambah 40 Kasus, Pasien Sembuh 25 Orang
"Memang semua tidak kita buka untuk mass tourism, karena konsep geopark juga ada untuk edukasi dan konservasi. Di dalamnya banyak peninggalan nenek moyang, seperti fosil manusia purba yang banyak menarik para ilmuwan untuk meneliti," urainya.
Sementara terkait dengan kunjungan wisata, Budi mengaku bahwa saat pandemi dan liburan kemarin memang ada pembatasan wisatawan yang datang.