Bisnis
Pandemi Tak Kunjung Berakhir, Puluhan Hotel dan Restoran di DIY Pilih Gulung Tikar
Sedikitnya 53 hotel dan restoran di DIY memilih gulung akibat pandemi COVID-19 yang tak kunjung tertangani.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sedikitnya 53 hotel dan restoran di DIY memilih gulung akibat pandemi COVID-19 yang tak kunjung tertangani.
Ketua Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia ( PHRI ) DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan, di tahun 2020 tercatat ada sekitar 50 hotel dan restoran yang memutuskan gulung tikar.
Rinciannya adalah 30-an hotel dan 20 restoran.
Di awal tahun 2021 ini, terdapat penambahan sebanyak tiga hotel yang memilih tutup permanen.
Sedangkan 120 hotel dan restoran memutuskan tutup sementara.
Baca juga: PHRI DI Yogyakarta Sediakan Kamar Hotel untuk Isolasi Mandiri bagi Pemudik
"Yang bertahan sekitar 180 an. Kalau seperti ini terus kemungkinan yang tutup akan terus bertambah," terangnya kepada Tribunjogja.com, Minggu (23/5/2021).
Deddy menuturkan, pelaku usaha merasa kesulitan menanggung biaya operasional bulanan.
Pemasukan hotel dan restoran menjadi minim akibat rendahnya tingkat okupansi hotel dan kedatangan wisatawan.
Terlebih pada libur Lebaran 2021 ini, pemerintah memutuskan untuk melarang mudik yang membuat pelaku usaha semakin merana.
Padahal sebelumnya, PHRI berharap agar momen libur Lebaran dapat memberikan waktu untuk sedikit bernapas di tengah pandemi COVID-19.
Namun, kondisinya ternyata lebih buruk dari tahun sebelumnya.
Pihaknya pun berharap akan adanya solusi dari pemerintah terkait hal ini.
Baca juga: PHRI Sebut Penyekatan dan Pelarangan Mudik Berhasil, Terbukti dari Rendahnya Tingkat Hunian Hotel
Deddy menjelaskan, selama libur Lebaran 2021, tingkat okupansi hotel menurun signifikan, yakni berkisar lima hingga tujuh persen.
Bahkan terjadi pembatalan reservasi kamar hotel hingga mencapai 48,9 persen.
"Sementara pada Lebaran tahun lalu okupansi hotel di angka 10 sampai 25 persen," jelasnya.