Celoteh Jedink, Jujur Sampaikan Makna Tanpa Beban.

Antologi Celoteh Jedink berisi 218 karya puisi prosa lirik, pengantar ditulis oleh sastrawan dan budayawan Indra Tranggono.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Diskusi dalam peluncuran antologi ‘Celoteh Jedink’ di Balai RW 3 Sosrowijayan Kulon Yogyakarta 

“Celoteh dalam tulisan-tulisan Jedink, bukan celoteh ala kadarnya, namun celoteh yang dipikirkan, disiapkan, ditata dan dikemas untuk mencapai efek komunikasi tertentu. Hal ini, berkaitan dengan gagasan sosial dan personal Jedink yang mampu merespons terhadap kenyataan. “Jedink, mengartikulasikan kegelisahan terkait tentangketimpangan sosial, persoalan cinta, kasih sayang, empati dan berbagai renungan,” tutur Indra.

Dikatakan Indra, membaca tulisan-tulisan Jedink, mencerminkan sosok yang humanis. Nilai-nilai kemanusiaan menjadi acuan perilaku di dalam interaksi sosial. Penghormatan lebih mengedepankan rasa welas asih, dan tidak memandang latar belakang suku, kelas sosial, strata ekonomi, aliran politik serta golongan. Manusia difahami secara universal.

Di sini manusia dilepaskan dari sekat-sekat primodial dan beban-beban sejarahnya. Pilihan Jedink, atas nilai kemanusiaan itu, menjadi istimewa ketika diletakkan dalam latar belakang kehidupan sosial.

Jedink, bukan tipe manusia suka berbelit, main retorika dengan kata-kata yang gagah, namun orang lebih memilih realistis dalam bersikap prasaja dalam berpikir. Kenyataan menjadi titik pijakan tindakan. Apapun yang dinilai baik, benar, indah dan bermakna selalu ditempuhnya dengan rendah hati.

Demikian juga, Jedink berceloteh melalui narasi-narasi yang dituangkan dalam bentuk prosa lirik. “Mengenai soal tema, gampang ditangkap. Bahasanya sederhana. Gaya ungkapnya bersahaja dan kandungan isi gampang dimengerti. Prosa lirik Jedink adalah prosa lirik yang lugas,” imbuh Indra. (rls)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved