Mutiara Ramadan Kerja Sama LDNU DIY

Mudik dan ke-Fitrah-an Kita

Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi setiap menjelang Hari Raya Idulfitri.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Abdel Baseer SThI MPd, Pengurus LD PWNU DIY 

Oleh: Abdel Baseer SThI MPd, Pengurus LD PWNU DIY

TRIBUNJOGJA.COM - Mudik dalam KBBI diartikan sebagai pulang kampung, kegiatan perantau atau pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya.

Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi setiap menjelang Hari Raya Idulfitri. Mudik di Indonesia merupakan tradisi dan kegiatan keagamaan yang tidak memandang status sosial kemasyakaratan.

Menjadi maklum, jika menjelang hari raya, masyarakat berduyun-duyun tidak lelah oleh macetnya jalan dan teriknya matahari, mudik dari berbagai daerah untuk kembali ke kampung halaman, kenangan yang banyak di tanah kelahiran.

Namun mudik di masa pandemi ini diadang oleh Covid-19, sehingga pemerintah melarang masyarakat untuk mudik demi mencegah lonjakan kasus corona ini.

Namun saking sakralnya mudik, tetap saja ada beberapa orang dengan berbagai cara dilakukan untuk sampai ke kampung halaman untuk menggapai kenangan indah di dalamnya.

Mudik ibarat “alarm pulang” bagi kaum urban, kaum perantauan yang telah berjuang di daerah orang yang bukan tanah kelahirannya. Entah untuk mengundi nasib mencari rizki, untuk menempuh pendidikan lebih tinggiatau demi status sosial. Mudik sebuah panggilan psikologis untuk pulang ke kampung halaman, kembali kepangkuan tanah kelahiran.

Kecintaan terhadap tanah air, tanah kelahiran adalah bagian dari spirit mudik. Baginda Nabi Muhammad SAW pun mencontohkan atas kecintaannya terhadap tanah airnya, kampung halamannya; Diriwayatkan dari Anas, bahwa Nabi SAW. ketika kembali dari bepergian dan melihat dinding-dinding Madinah, beliau mempercepat laju untanya. Dan apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. (HR. al-Bukhari).

Begitu pun kecintaannya pada Mekkah, Nabi SAW merindukankanya dengan ungkapan; "Wahai Makkah, sungguh engkau adalah bumi yang terbaik bagi Allah dan dicintai oleh Allah. Kalau saja aku tidak dikeluarkan darimu, maka aku tak akan meninggalkanmu."

Sampai akhirnya Nabi SAW bisa mudik setelah fathul makkah.

Mudik adalah melepas kerinduan bersama handai taulan setelah satu tahun bahkan lebih di perantauan. Mencari yang hilang dalam dirinya, dalam hidupnya. Maka mudik dapat menemukan kembali jati diri manusia seperti aslinya. Mudik adalah update diri dari mana ia berasal dan mau kemana ia menuju.

Orang bekerja, ia akan ingat pulang. Orang berjalan kemana ia pergi, mesti ia akan kembali pulang. Pulang ke tempat yang membahagiakan; pulang ke kampung halaman, ketemu dengan orang tua, sanak saudara di rumah idaman.

Jadi, mudik sejatinya ritual untuk selalu ingat pulang. Pulang ke tempat asal kita, yakni pulang kehadirat Allah SWT. Pulang kembali ke tempat sang pencipta.Mudik adalah proses untuk mencapai tujuan, cara untuk kembali ke kampung halaman, kembali kehadirat ilahi. Agar kita tahu diri, bahwa dulu kita “tiada”, sekarang menjadi “ada”, dan esok akan kembali “tiada”, kembali ke tempat sang pencipta, mendambakan kembali ke sisi-Nya dengan senang gembira.

Di dalam mudik, ada proses untuk mencapai tujuan, dari menembus blockade petugas keamanan, menempuh perjalanan jauh, sampai pada tujuan, di rumah melapangkan hati, silaturahim dengan orang tua dan tetangga kita. Meminta maaf dan memaafkan kesalahan orang lain. Suatu proses tazkiyatunnafs, membersihakan jiwa yang telah kotor dengan mengakui kesalahan dan saling memaafkan. Inilah proses untuk menuju kefitrahan kita.

Setelah kita berpuasa sebulan penuh, ditempa di kawah candradimuka madrasah Ramadhan, untuk membersihakan sifat-sifat kebinatangan, sifat rakus dari makan dan minum. Mencerahkan pikiran dan menjernihkan hati dengan dzikir dan mendekatkan diri pada Ilahi. Di Hari Raya Idulfitri tiba saatnya meraih kesucian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved