KOJARI Kampanye Tolak Intoleransi dan Radikalisme Melalui Aksi Bagi Takjil
Komunitas Jogja anti Radikalisme dan Intoleransi (KOJARI) mengadakan kegiatan kampanye menolak segala bentuk aksi radikalisme dan intoleransi
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Komunitas Jogja anti Radikalisme dan Intoleransi (KOJARI) mengadakan kegiatan kampanye menolak segala bentuk aksi radikalisme dan intoleransi, di perempatan Tugu Pal Putih Yogyakarta, Senin (10/5/2021).
Dalam kesempatan itu, KOJARI Menggelar acara bagi takjil dan bentangan spanduk.
Upaya ini demi rasa cinta mereka kepada Indonesia khususnya Yogjakarta dalam merawat keberagaman dan toleransi antar umat beragama.
Baca juga: Kebutuhan Hiburan Meningkat, ShopeePay Berikan Cashback Hingga 90% di Codashop dan Google Play Store
Ketua KOJARI, Resky Hidayatul Harahap mengatakan Yogyakarta mendapat predikat sebagai kota yang dikenal ramah dan menjunjung tinggi toleransi karena banyaknya pendatang yang tinggal di Yogyakarta yang mana membawa keberagaman dari wilayah masing-masing.
"Selama ini Yogyakarta dikenal sebagai tempat terbuka bagi beragam suku dan agama di Indonesia. Untuk mewujudkan predikat kota teleran tentunya di butuhkan peran serta dari masyarakat Yogyakarta yang mana berperan bersama menjaga serta menciptakan suasana yang aman damai tanpa perlu membeda-bedakan berdasarkan apapun," ujarnya.
Ia memaparkan, sederetan kasus intoleransi di Yogyakarta terjadi sejak tahun 2016 hingga 2020.
Tercatat sudah lebih dari 10 kasus intoleransi di Yogyakarta yang telah mencoreng nama Yogyakarta sebagai The City of Tolerance.
"Belum lagi terkait dengan radikalisme yang ada di Yogyakarta tumbuh ditengah masyarakat tanpa disadari keberadaannya yang mana dibuktikan dari banyaknya kelompok maupun perorangan yang telah diamankan oleh petugas dari Densus 88 di berbagai di Yogyakarta," tuturnya.
Baca juga: Aglomerasi DIY Dimungkinkan, Polres Gunungkidul Fokus Awasi Kendaraan Luar Daerah
Maka dari itu, iamengajak masyarakat Indonesia terkhusus Yogyakarta untuk sama-sama menjaga kedamaian dan kenyamanan Yogya dari sikap intoleran dan paham radikal.
Sementara dari internal KOJARI sendiri ke depan akan kerjasama dengan pemuka agama, tokoh masyarakat, serta masyarakat dari lingkup paling kecil RT/RW dalam memberikan edukasi agar paham radikal tak masuk ke tengah masyarakat.
"Kami merangkul warga Jogja, dan juga pendatang, agar bisa bersama menjaga keberagaman," tutupnya. (nto)