Kabupaten Bantul
Satpol PP Bantul Intensifkan Operasi Anjal dan Gepeng Jelang Idulfitri
Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, ada peningkatan anjal dan pengemis mendekati Idulfitri.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Menjelang Idulfitri, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bantul mengintensifkan operasi Anak Jalanan (anjal) dan Gelandangan Pengemis (gepeng).
Kepala Satpol PP kabupaten Bantul, Yulius Suharta mengatakan berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, ada peningkatan anjal dan pengemis mendekati Idulfitri.
Hanya saja kebanyakan anjal dan gepeng ditemukan di perbatasan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.
Ia menyebut anjal dan gepeng di wilayah Bantul tidak terlalu banyak.
Baca juga: Satpol PP DIY Razia Perbatasan, 8 Gelandangan dan Pengemis Diamankan
Berbeda dengan Kota Yogyakarta atau kota-kota besar lainnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap melakukan operasi sebab hal tersebut mengganggu ketertiban.
"Kalau berkaca dari tahun sebelumnya ada peningkatan, tetapi di kota Yogyakarta, atau perbatasan, seperti Dongkelan, Giwangan. Kalau di Bantul kota tidak ada," katanya, Minggu (09/05/2021).
Ia menerangkan selama operasi anjal dan gepeng, kebanyakan adalah warga luar Kabupaten Bantul.
Ada yang dari Wonogiri bahkan dalam DIY.
Meski telah gencar operasi, namun anjal dan gepeng tersebut kembali lagi.
Titik-titik yang biasanya menjadi tempat gepeng dan anjal antara lain, Kasongan, Dongkelan, Wojo, Giwangan, dan Sudimoro.
Baca juga: Jelang Lebaran, Satpol PP DIY Razia Sertifikat Aman Bahan Makanan di Sejumlah Supermarket
"Ada juga yang warga Bantul. Setiap perempatan pasti ada manusia silver dua, lalu manusia boneka itu dua. Kalau kami monitor orangnya ya itu-itu saja. Biasanya kami hanya lakukan pembinaan di kantor, nanti dua atau tiga hari sudah kembali lagi,"ujarnya.
Yulius menambahkan seharusnya anjal dan gepeng tersebut mendapat pembinaan di Dinas Sosial DIY.
Namun karena adanya pandemi COVID-19, anjal dan gepeng yang masuk ke basecamp provinsi harus menjalani rapid tes antigen.
"Itu juga menjadi kendala kami, yang mau membiayai siapa. Jadi kalau tidak masuk basecamp ya mereka kembali lagi. Tetapi kami tetap akan rutin melakukan operasi. Kami lakukan pembinaan di kantor dan membuat pernyataan. Kalau masih mengulang lagi ya kami lakukan pengamanan, kami sita KTPnya," tambahnya. ( Tribunjogja.com )