Paket Makanan Misterius Berujung Maut
Kandungan Paket Sate Maut yang Dikirim Perempuan Misterius, Tunggu Hasil BBTKLPP
Kasus paket sate misterius yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia di Bantul masih terus diselidiki polisi.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM Bantul ---- Kasus paket sate misterius yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia di Bantul masih terus diselidiki polisi.
Pekerjaan polisi mengungkap kasus meninggalnya NFP (8) Warga Padukuhan Salakan, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon belum menemui titik terang.
Polisi sudah memeriksa enam saksi diperiksa untuk menemukan titik terang kasus ini.
Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan ada dua saksi tambahan yang sudah diperiksa oleh penyidik.

Total saksi yang sudah diambil keterangannya ada enam.
Meski tidak menjabarkan secara detail identitas saksi, ia menyebut penerima makanan yang asli sudah dimintai keterangan.
"Kami sudah berkomunikasi dengan penerima yang asli, nanti teknisnya bagaimana kami komunikasikan lagi.
"Tentu kami masih mencari saksi-saksi lain, ada kemungkinan jumlah saksi bertambah.
"Keluarga korban sudah dimintai keterangan, tetapi kalau ada yang perlu dikonfirmasi lagi akan kami panggil lagi,"katanya, Rabu (28/04/2021).
Saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan makanan, termasuk sate yang dikonsumsi oleh NFP.
Sampel makanan sudah dikirimkan ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta sejak Senin (26/04/2021) kemarin.
Selain memeriksa saksi dan makanan, penyidik juga mengecek sejumlah CCTV.
Namun sayangnya tidak ada CCTV di lokasi kejadian.
"Kami periksa CCTV, tetapi CCTV dilokasi kejadian tidak ditemukan.
"Kami lihat CCTV yang memang diperlukan, dan nanti bisa menjadi petunjuk,"ungkapnya.
Pihaknya telah mengetahui sedikit ciri-ciri dari perempuan yang mengirimkan sate tersebut.
Ciri-ciri tersebut diketahui dari keterangan ayah korban, Bandiman yang bekerja sebagai ojek online.
Bandiman menerima pesanan untuk mengantar makanan secara offline ke rumah Tomy di Bangunjiwo, Kasihan.
Namun sang penerima yaitu Tomy tengah berada di luar kota dan tidak mengenal pengirim makanan tersebut.
Pesanan itu kemudian diberikan kepada Bandiman oleh istri Tomy.
Kandungan Bumbu Sate Maut
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta melakukan penelitian kandungan dari sate yang merenggut nyawa seorang anak bernama NFP, pada Minggu (25/4/2021).
Kepala BBTKLPP Yogyakarta Dr. dr Irene Susilo membenarkan adanya kiriman sempel makanan berupa sate bakar oleh pihak kepolisian ke laboratorium BBTKLPP Yogyakarta.
Sempel itu diterima beberapa hari yang lalu, dan saat ini proses uji kandungan dari makanan tersebut masih dilakukan oleh petugas laboratorium.
"Sempel sudah dikirim ke laboratorium kami. Tetapi saat ini masih proses penelitian," katanya, kepada Tribun Jogja, Rabu (28/4/2021).
Irene menambahkan, pihaknya belum bisa memberikan penjelasan apa pun karena hasil sempel saat ini belum keluar.
Ditanya adanya kandungan jenis racun tertentu dalam makanan tersebut, dirinya masih belum bisa menyimpulkan.
"Belum ada hasil, gak bisa saya jawab. Nanti kalau hasilnya udah ada, kami juga hanya bisa menginfokan ke pengirim saja," imbuh Irene.
Dari hasil wawancara Tribun Jogja kepada Bandiman Senin (22/4/2021), NFP meninggal dunia setelah menyantap sate bakar yang dibawa oleh Bandiman ayah NFP yang bekerja sebagai driver ojek online (Ojol).
Bandiman mendapat sate tersebut lantaran dirinya menerima order offline dari seorang perempuan yang memintanya untuk mengantarkan ke rumah Tomy, dengan identitas pengirim disebutkan bernama Hamid.
Saat dikirim, Tomy mengaku tidak merasa memesan paket sate tersebut, ia bahkan merasa tidak mengenal Hamid.
"Pas saya konfirmasi bapaknya bilang, saya gak pesan, tapi nomor telepon bener, alamat bener. Terus bapaknya bilang satenya buat bapak saja, buat buka bersama," jelas Bandiman, Senin siang.
Ketika sate tersebut dibawa pulang dan dimakan oleh istri dan anaknya, tak berselang lama NFP mengalami muntah-muntah hingga tak sadarkan diri.
Saat hendak dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya, siswa kelas 4 SD itu menghembuskan napas terakhirnya. ( Tribunjogja.com | Maw | Hda )