Pemkab Kulon Progo Diharapkan Merespon Cepat Hadirnya Borobudur Highland

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo diharapkan dapat merespon cepat hadirnya Borobudur Highland yang berada di perbatasan Kulon Progo

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kulonprogo 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo diharapkan dapat merespon cepat hadirnya Borobudur Highland yang berada di perbatasan Kulon Progo dan Purworejo. 

Asekda II Bidang Perekonomian dan SDA, Setda Kulon Progo, Bambang Tri Budi Hartono mengatakan melalui berbagai konsep pengembangan kawasan, aktivitas pariwisata dan zonasi dari Borobudur Highland, pihaknya meminta organisasi perangkat daerah (OPD) di wilayahnya untuk segera merespon. 

"Sehingga ada inovasi dan kreativitas bagaimana menangkap dan menyambut kehadiran Borobudur Highland," ucapnya usai sosialisasi masterplan, Selasa (27/4/2021) 

Baca juga: Kembali Digulirkan Kementerian PUPR, Program Kotaku di Kota Yogyakarta Terapkan Sistem Padat Karya

Sebab dari sisi sumber daya manusia (SDM) dapat menyerap sejumlah tenaga kerja. 

Sementara dari sisi produk UMKM dapat disiapkan dari kualitas, kuantitas dan packaging sehingga dapat menarik wisatawan asing maupun lokal. 

Bambang menambahkan, tidak kalah pentingnya juga terkait potensi budaya yang ada sehingga harus dibangun dan diperdayakan. 

Dengan demikian, berbagai potensi yang ada tersebut dapat mendukung hadirnya Borobudur Highland

"Saya berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di Kulon Progo," harapnya. 

Dengan begitu, wisatawan yang hadir di Kulon Progo dan menuju ke Borobudur Highland tidak hanya sekadar lewat. 

Sehingga perlu ada koneksi antara BOB yang mengurusi kawasan tersebut dan Pemkab Kulon Progo

Sebab, potensi destinasi wisata yang ada berbasis komunitas dan masyarakat sesuai dengan tema pengembangan pariwisata yaitu wisata ramah lingkungan, wisata budaya dan wisata petualangan.

Direktur Utama BOB, Indah Juanita mengatakan pengembangan Borobudur Highland terbagi menjadi lima zona yakni gerbang masuk, ressot ekslusif, wisata petualangan, wisata budaya dan wisata ekstrem. 

Bahkan pengembangan kawasan seluas 309 hektar ini bernilai investasi sekitar Rp 1,3 Triliun dan infrastruktur dasar sekitar Rp 290 Miliar. 

Infrastruktur dasar digunakan untuk pembangunan jalur jalan dari Plono menuju kawasan pariwisata, penyediaan air bersih, air minum dan sebagainya

Dengan sarana dan wahana yang dikembangkan berupa komersial UMKM, Amphitheater Taman Anggrek, Tree Top Cycling, Mountains Biking, Multimedia Night Walk, Zip Coaster, Outbond Centre, Children Playgroup and mini zoo, Borobudur Conner, health, spa dan wellness centre, forest traching dan offroad. 

Baca juga: Wawancara Eksklusif: Upaya Dinkop UKM Sleman Membangkitkan Usaha Kecil di Tengah Pandemi

Diharapkan dengan adanya Borobudur Highland ini dapat menyerap tenaga kerja sehingga harus memiliki keterampilan sebelum kontruksi, waktu kontruksi dan operasional.

Untuk operasional, tenaga kerja akan mengoperasikan kawasan baik pemeliharaan maupun pengelolaan wisata. 

Sebab hingga 2030 mendatang, jumlah tenaga kerja yang akan terserap mencapai 1.800 orang karena jumlah kamar yang dibangun di kawasan itu sebanyak 1.050 kamar. 

"Selain itu, diharapkan juga akan ada pertumbuhan nilai lahan di sekitarnya dan logistik yang didapatkan dari lingkungan di sekitarnya," ujarnya. (scp) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved