Bantul

Oase di Tengah Pandemi Covid-19, Kemisdiki Dapat Pesanan 35 Ribu Labu Kayu Senilai Rp1,5 Miliar

Oase di Tengah Pandemi Covid-19, Kemisdiki Dapat Pesanan 35 Ribu Labu Kayu Senilai Rp1,5 Miliar

Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani
Salah satu perajin sedang mengukir kayu munggur menjadi labu untuk dikirim ke Amerika, Selasa (27/04/2021) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Perajin batik kayu di Padukuhan Krebet, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan mendapat berkah melimpah di bulan Ramadan.

Ialah Kemiskidi perajin yang beruntung tersebut. 

Pria 59 tahun tersebut mendapat pesanan 35.000 labu dari Amerika. Tak tanggung-tanggung, nilai ekspornya mencapai Rp1,5miliar. 

Ia menuturkan awal tahun lalu ada buyer yang mengajukan permintaan labu dari kayu.

Setelah itu, pihaknya mengirimkan sampel sesuai permintaan tersebut. Akhirnya disetujui, dan pemilik Sanggar Peni tersebut. 

"Karena ada pemintaan, dan ternyata sampel yang kami kirimkan cocok. Buyer dari Amerika, kemungkinan nanti dijual lagi. Kami mulai produksi dari akhir Februari sampai akhir Mei,"tururnya Selasa (27/04/2021).

Berkah bagi Kemiskidi rupanya dibagi pada perajin yang lain.

Sebab untuk memenuhi puluhan ribu pesanan, ia membutuhkan banyak tenaga. 

Ada sekitar 400 perajin yang terlibat dalam pembuatan labu dari kayu tersebut.

Perajin tidak hanya berasal dari Padukuhan Krebet saja, tetapi juga dari daerah Jawa Tengah, seperti Jepara, Magelang dan Klaten. 

Ia memiliki waktu sekitar 3 hingga 4 bulan untuk menyelesaikan seluruh pesanan. Untuk itu harus ada pembagian tugas. 

Baca juga: Percepat Pemulihan Pariwisata, BCA Dorong Turis Lokal untuk Kunjungi Desa Wisata di DI Yogyakarta

Baca juga: Siswa SMKN 2 Yogyakarta Jalani Uji Sertifikasi Kompetensi dari Kementerian PUPR

"Dibagi tugas, ada yang mbubut, ngukir, ngamplas. Cepat atau tidaknya ya tergantung pada perajin. Mungkin yang mbubut bisa 50 biji, yang ngukir 20 biji, ngamplas 30 biji,"terangnya. 

Untuk bahan baku, pihaknya tidak memiliki kesulitan. Sebab kayu munggur yang menjadi bahan baku pembuatan bisa ditemukan di sekitar Krebet. 

Ia mengungkapkan pesanan kali ini adalah pesanan terbanyak sejak adanya pandemi COVID-19.

Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada penurunan pesanan, bahkan hingga 60 persen. 

"Pandemi COVID-19 bisa turun sampai 60 persen. Sekarang mulai agak meningkat, pesanan labu ini adalah pesanan terbanyak yang kami terima sejak pandemi,"ungkapnya.

Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada pesanan, tetapi juga jumlah perajin kayu di Krebet.

Ia berharap agar pandemi COVID-19 segera berlalu, sehingga pesanan bisa pulih dan perajin bisa kembali melakukan aktivitasnya. (Tribunjogja/Christi Mahatma Wardhani)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved