Yogyakarta

Sandiaga Uno Sebut Destinasi Wisata yang Beroperasi Wajib Tersertifikasi CHSE

Keputusan membuka tempat wisata tetap diserahkan kepada pemerintah daerah dengan mempertimbangkan tren penularan COVID-19 di masing-masing wilayah.

Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Yuwantoro Winduajie
Menpar Ekraf Sandiaga Uno usai meninjau pelaksanaan vaksinasi massal di JEC 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno menyebut bahwa destinasi wisata yang hendak beroperasi saat periode pengetatan dan pelarangan mudik harus tersertifikasi Cleanliness Health Safety and Environment (CHSE) dari Kemenpar Ekraf.

Seperti diketahui, pemerintah pusat resmi meniadakan dan melarang perjalanan mudik saat libur Lebaran 2021 guna mencegah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Kami memberi panduan, jika destinasi wisata itu dibuka dia harus dengan protokol kesehatan CHSE. Desintasi wisata harus mengkuti protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," jelasnya usai meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bagi pelaku wisata di JEC, Senin (26/4/2021).

Baca juga: Update COVID-19 di DI Yogyakarta Minggu 25 April 2021, Total Kasus Positif Jadi 38.355 Kasus

Kendati demikian, keputusan untuk membuka tempat wisata tetap diserahkan kepada pemerintah daerah dengan mempertimbangkan tren penularan COVID-19 di masing-masing wilayah.

Dengan adanya pengetatan, Sandi pun berharap agar fenomana lonjakan kasus positif tak kembali terulang seperti pada momen lebaran 2020 lalu.

"Itu yang jadi keputusan kita. Tentunya, harapannya agar jangan terjadi seperti mudik tahun lalu. Walupun ada PSBB, penyekatan, ada larangan mudik, tapi naiknya lonjakannya sampai 94 persen.

"Kita tidak ingin itu terulang. Oleh sebab itu kita sudah sampaikan bahwa mudik dilarang. Kita akn monitor secara ketat kegiatan-kegiatan," tambahnya.

Lebih jauh, Sandi juga tak mengandalkan kedatangan wisatawan manca negara untuk menggerakkan sektor pariwisata.

Pasalnya, pemerintah telah melarang kedatangan wisatawan asing mulai hari ini.

"Kita masih menutup perbatasan kita dan khusus penerbangan dari India, kita sudah menutup secara total. Jadi ini langkah yang diambil sekali lagi untuk memastikn COVID-19 penulatannya dapat ditekan dan situasinya kondusif terkendali," terangnya.

Baca juga: Epidemiolog UGM: Mudik Dilarang, Tapi Mobilitas Tidak, Peningkatan Kasus Covid-19 Jadi Keniscayaan

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji menuturkan, karena pemerintah tegas untuk melarang mudik, maka seluruh pelaku perjalanan dari luar daerah tak diperkenankan untuk memasuki wilayah DIY sepanjang periode pelarangan mudik.

"Sehingga kita akan stop seluruh pengunjung dari luar provinsi. Kita bekerjasama dengan Jawa Tengah," jelasnya.

Di sisi lain, Aji mengizinkan jika ada warga Yogya yang ingin berwisata di dalam wilayah DIY.

Sebab, DIY termasuk wilayah aglomerasi sehingga mobilitas di dalam provinsi ini masih diizinkan.

Namun, pengecualian berlaku kepada masyarakat yang tinggal di RT/RW yang dikatagorikan sebagai zona merah dan oranye.

'Karena kita masih punya 3 RT yang oranye, yang oranye belum boleh pergi ke mana-mana. Jadi akan dijaga oleh Satlinmas setempat. Sehingga nanti pada saat liburan itu nanti tidak akan ada wisatawan dari luar DIY," tegasnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved