Kisah Mahasiswa UNY Jalani Program Kampus Mengajar di Tengah Bencana
Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terpilih mengikuti Program Kampus Mengajar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ratusan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) terpilih mengikuti Program Kampus Mengajar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah seorang mahasiswa UNY yang mendapat kesempatan tersebut, Tania Azhari Meliyani, mengaku sangat gembira karena mendapat kesempatan belajar dan mengembangkan diri di luar kelas perkuliahan.
Di samping itu, ia ternyata harus mendapat pengalaman besar yang tak terduga.
Perempuan asal Desa Tente, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat ini mengajar bahasa Inggris dan bahasa Indonesia di SDN 4 Tente yang tidak jauh dari rumahnya.
Baca juga: Geliatkan Ekonomi, Bupati Kustini Sri Purnomo Minta ASN Borong Bareng Produk UMKM Sleman
Alih-alih mendapatkan pengalaman mengajar, mahasiswa program studi Sastra Inggris angkatan 2018 UNY tersebut mengalami kejadian yang di luar dugaan.
Tania mengisahkan, pada Jumat awal April 2021 terjadi musibah banjir bandang yang menimpa beberapa daerah di Kabupaten Bima, seperti Kecamatan Monta dan Kecamatan Woha.
Banjir bandang tersebut memberikan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian masyarakat khususnya para petani. Sawah, ladang, serta tambak menjadi rusak.
Tidak hanya itu, banjir bandang ini memberikan dampak juga dalam dunia pendidikan.
Beberapa sekolah, tembok dan pagarnya rusak. Di Desa Tente Kecamatan Woha juga terkena dampak banjir bandang, sehingga sekolah tempat Tania mengabdi terpaksa diliburkan.
“Salah satu hal yang sangat memotivasi saya untuk tetap mengajar adalah siswa-siswi yang tidak terkena dampak banjir tetap semangat meminta saya untuk tetap mengajar,” katanya.
Pada akhir sesi mengajar, Tania mengajak siswa berdoa bersama supaya masyarakat dan siswa-siswa lain yang terdampak banjir bandang bisa tabah dan sabar terhadap musibah tersebut.
Selang beberapa hari, daerah Kabupaten Bima berusaha pulih dari musibah tersebut, Tania mengajak para siswa untuk berbagi takjil gratis ke semua orang yang lewat.
"Walaupun tidak banyak, mereka sangat senang sekali berbagi pada saat situasi susah seperti ini," ucapnya.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 bagi Guru Hampir 50 Persen, Sekolah di Bantul Siap Pembelajaran Tatap Muka
Tania sendiri mengaku rumahnya juga terkena dampak banjir bandang, namun tidak separah di tempat yang lain.
Beruntung sekolah tempatnya mengajar tidak terkena banjir karena berada di ketinggian.
Dikatakannya juga, selama satu bulan sebelum banjir Tania lebih banyak mengajar secara offline dan hanya beberapa kali mengajar online. (uti)