Inilah Naskah Pegon Tertua di Jawa, Buatan 1347 Masehi saat Majapahit Masih Jaya
Manuskrip kuno itu dituliskan di daluwang, kertas kuno, yang di dalamnya tertera angka tahun 1347 Masehi, dalam angka Arab.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Gaya Lufityanti
Dalam khasanah keilmuan, biasa muncul keraguan terhadap hasil penelitian.
“Supaya memberi jawaban meyakinkan terkait angka tahun yang diyakini masa pembuatan atau penulisan naskah itu,” kata Sugeng.
“Bisa mengkaji apakah bahasa Jawa yang digunakan di manuskrip itu digunakan di era abad 14. Ataukah bahasa Jawa pertengahan, atau bahasa Jawa baru,” lanjutnya.
“Kedua, tadi disebutkan ada istilah Pangkur, yang dituliskan di dalam naskah. Ini harus didalami apakah Pangkur atau tembang Pangkur sudah dikenal di abad 14,” kata Sugeng Riyanto yang pakar sejarah klasik Jawa ini.
Masyhudi sebagai peneliti manuskrip kuno ini merespon secara baik saran Sugeng Riyanto.
Penelitian itu akan dilanjutkan mengkaji secara kebahasaan dan isinya, guna memastikan keaslian dan kepastian tahun penulisan.
Baca juga: Inilah Masa Kritis Majapahit Sebelum Akhirnya Terkubur Selama-lamanya
Secara riwayat, Masyhudi mengaku ia mengetahui keberadaan naskah kuno itu dari masyarakat dan ia juga berusaha mencari info manuskrip kuno lewat internet.
“Akhirnya saya dapat petunjuk, ada seorang kolektor benda seni di Salatiga, memiliki naskah kuno yang saya cari,” aku Masyhudi.
Dari pemegang terakhir koleksi kuno itu, diperoleh cerita singkat, manuskrip yang sudah kucel itu diperoleh dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Setelah dipindahtangankan, naskah itu pernah diteliti entah oleh siapa, sudah lama. Kini dirawat secara baik oleh kolektornya,” imbuh Masyhudi.
Manuskrip Arab Pegon itu menurut Masyhudi secara ringkas berisi kisah atau cerita riwayat Nabi Muhammad SAW dan puja-puji semacam doa.
“Bahasa Jawa, aksara atau huru Arab jenis khat Naskhi yang bentuknya sangat sederhana. Sebagian masih bisa dibaca, sebagian rusak,” jelas satu-satunya peneliti arkeologi Islam yang dimiliki Balar Yogya ini.
Peneliti lain yang memaparkan karyanya adalah Drs M Chawari.
Baca juga: Fakta-fakta Temuan Struktur Kuno Diduga Bekas Kawasan Elite Bangsawan Majapahit
Ia menjelaskan hasil penelitian dan rekonstruksi pintu angkat jalan utama benteng Van den Bosch di Ngawi.
Lewat serangkaian tahapan penelitian, Chawari menunjukkan rekonstruksi pintu angkat benteng kolonial yang dibangun abad 19 itu.