Pembelajaran Tatap Muka, Pengantaran dan Penjemputan Siswa oleh Orang Tua Jadi Titik Rawan
Namun demikian, kedisiplinan orang tua dalam menerapkan protokol kesehatan saat mengantar dan menjemput siswa di sekolah menjadi titik rawan
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Banyak orang tua atau wali murid telah menginginkan anak-anaknya untuk segera masuk sekolah kembali.
Namun demikian, kedisiplinan orang tua dalam menerapkan protokol kesehatan saat mengantar dan menjemput siswa di sekolah menjadi titik rawan pelaksanaan pembelajaran tatap muka.
Hal itu disampaikan Kepala SMPN 1 Bantul, Tri Kartika Rina. "Kedisiplinan orang tua dalam mengantar dan menjemput menjadi titik rawan. Kalau orang tua, ingin secepatnya anak masuk ke sekolah. Tapi apakah mereka akan memerhatikan protokol kesehatan itu masih harus kami sosialisasikan ulang," tuturnya kepada Tribun Jogja, Rabu (7/4/2021).
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Kabupaten Klaten Turun Jelang Ramadan, Menjadi Rp 57 Ribu per Kilogram
Tri menjelaskan, pergerakan orang di sekolahnya dapat mencapai hingga 1.000 orang. Sebab, SMPN 1 Bantul memiliki total 936 siswa.
Pihaknya pun menyiapkan drop zone atau titik khusus untuk penjemputan dan penurunan siswa di sekolah. Pintu masuk dan keluar pun dibedakan.
Selain itu, disiapkan pula ruang transit bagi siswa sebelum masuk ke ruang kelas agar tidak terjadi penumpukan.
Kepada para orang tua, Tri menjelaskan, pihaknya harus melakukan sosialisasi ulang sebelum membuka kembali pembelajaran tatap muka di sekolah. Hal itu bertujuan untuk memahamkan orang tua agar dapat mendukung protokol kesehatan saat penjemputan dan pengantaran siswa.
"Apa yang harus mereka lakukan saat anak sudah mulai pembelajaran tatap muka, bagaimana prosedur ketika mereka mengantar, dalam perjalanan, dan penjemputan," bebernya.
Terpisah, Kepala SMPN 6 Yogyakarta, T Sugiyarti, menuturkan sekolahnya telah siap dengan 11 prosedur operasional standar (POS) untuk penyelenggaraan pembelajaran tatap muka.
Di antara 11 POS tersebut, terdapat POS yang mengatur khusus terkait pengantaran dan penjemputan siswa oleh orang tua/wali murid.
Baca juga: Dapat Bantuan Ambulans, Wabup Bantul Harap Penanganan COVID-19 Bangunjiwo Semakin Baik
"Kesebelas POS itu, yakni antar jemput orang tua, saat pembelajaran, rapat dinas, kehadiran guru dan karyawan, pelayanan administrasi tata usaha, pelayanan bimbingan konseling, di tempat ibadah, jika ada siswa yang suhunya di atas 37,3 derajat celcius, di perpustakaan, humas, dan kantin. Kami sudah sosialisasikan ke orang tua," ungkap Sugiyarti kepada Tribunjogja.com.
Di SMPN 6 Yogyakarta, kata dia, total terdapat 700 siswa.
"Sekarang saja kami siap (pembelajaran tatap muka). Siap 100 persen untuk kelas 1, 2, dan 3. Semua protokol kesehatan sudah ada, kami siap lahir batin dan segala perlengkapan," imbuh Sugiyarti. (uti)