Update Corona di DI Yogyakarta
BREAKING NEWS : Warga yang Dinyatakan Positif dari Klaster Takziah di Plalangan Sleman Bertambah
Hingga saat ini sudah ada 29 orang yang dinyatakan positif COVID-19 di padukuhan Plalangan, Kalurahan Pandowoharjo, Sleman.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Klaster penularan Covid-19 yang berawal dari takziah di padukuhan Plalangan, Kalurahan Pandowoharjo, Sleman semakin meluas.
Ratusan warga kampung setempat sudah dilakukan pemeriksaan swab antigen dan rapid tes antibodi secara massal di gedung SD Negeri Nyaen II, pada Senin (29/3/2021).
Hasilnya, dari 266 warga yang diperiksa, 4 orang dinyatakan positif melalui pemeriksaan swab antigen, dan 45 orang lainnya reaktif (rapid tes antibodi).
Kepala Puskesmas Sleman, dr. Elyza Sinaga mengatakan, berdasarkan panduan dari Kementerian Kesehatan, seseorang yang suspek, probable dan kontak erat dengan pasien positif kemudian dinyatakan positif melalui pemeriksaan swab antigen maka dianggap positif covid-19.
Tidak memerlukan tes polymerase chain reaction (PCR).
Baca juga: Muncul Klaster Takziah di Plalangan, Warga Satu Kampung di-swab
Karena itu, perlakuannya sama seperti orang yang positif covid-19.
"4 warga yang positif antigen, kami langsung minta isolasi," kata dia, Selasa (30/3/2021).
Jumlah warga Plalangan yang dinyatakan positif kini bertambah 4 orang.
Padahal sebelumnya sudah ada 25 orang.
Artinya, hingga saat ini sudah ada 29 orang yang dinyatakan positif terpapar virus SARS-COV-2 penyebab COVID-19.
Menurut Elyza, sebagian warga Plalangan yang positif, menjalani isolasi di rumah sakit.
Tetapi ada juga yang menjalani Isolasi di rumah yang disediakan oleh satgas tingkat padukuhan, maupun di rumah masing-masing yang sudah memenuhi standar untuk isolasi.
Sementara, kepada 45 warga yang reaktif melalui rapid tes antibodi, pihaknya juga sudah meminta menjalani isolasi mandiri.
Mereka diminta isolasi dirumah sembari menunggu dilakukan pemeriksaan PCR.
Hingga kini, pihaknya mengaku masih berkoodinasi dengan Dinas Kesehatan dan gugus tugas tingkat Kabupaten.
"45 warga yang reaktif kami minta isolasi mandiri, sambil menunggu tes PCR. Sekarang kami masih koordinasi. Rencananya, (tes PCR) akan dilakukan besok Rabu," kata dia.
Diketahui sebelumnya, ratusan warga Plalangan, Kalurahan Pandowoharjo, Sleman mengikuti pemeriksaan swab antigen maupun rapid tes antibodi di gedung SD Negeri Nyaen II, secara massal.
Mereka diperiksa berdasar hasil tracing, setelah sejumlah warga dinyatakan positif terpapar SARS-COV-2 penyebab COVID-19.
Penewu Sleman, Mustadi bercerita, klaster yang muncul di Plalangan bermula ketika 28 Februari, ada seorang warga meninggal dunia (bukan karena COVID-19).
Saat itu, yang datang untuk takziah cukup banyak, mulai dari warga kampung hingga sanak keluarga dari luar daerah.
Beberapa hari setelah itu, ternyata ada pihak keluarga yang sakit dan dinyatakan positif covid-19.
Tracing dilakukan dan hasilnya, warga yang positif terus bertambah.
Hingga totalnya, pada senin (29/3/2021), sudah mencapai 25 orang sehingga perlu ada penanganan cepat dan tepat berupa uji swab secara massal.
"Kami berharap, dengan swab massal maka dapat memutus mata rantai penularan," harap Mustadi.
Dukuh Plalangan, Pandowoharjo, Sleman Jamaludin mengatakan, dari 25 warganya yang sudah dinyatakan positif, 15 di antaranya sudah selesai menjalani isolasi.
Namun, pihaknya mencurigai masih ada penularan. Sebab, ada 12 warganya yang mengalami gejala menyerupai covid, seperti demam, batuk dan pilek.
Karena itu, dilakukan pemeriksaan secara massal.
"Total ada 392 warga yang di swab dan rapid," ujar dia kemarin.
Belakangan, dari sasaran sebanyak 392 orang, warga yang berkenan hadir dan diperiksa berjumlah 266 orang.
Jamaludin mengungkapkan, pihaknya sudah bekerja keras semaksimal mungkin, bekerja sama dengan gugus tugas COVID-19 untuk menanggulangi pandemi di wilayahnya.
Menurut dia, di dalam padukuhan sudah ada beberapa rumah yang digunakan untuk Isolasi pasien positif.
Segala sesuatunya sudah dipenuhi, berikut kebutuhan logistiknya.
Bahkan untuk menekan penularan, akses keluar- masuk di Padukuhan Plalangan, Pandowoharjo Sleman juga dibatasi dan dijaga.
Selain warga setempat, sementara tamu dari luar kampung tidak diperbolehkan berkunjung.
"Semua yang keluar - masuk selain warga Plalangan yang berdomisili, tidak boleh masuk. Pedagang tidak boleh masuk, termasuk yang mengantarkan makanan semuanya hanya sampai di Posko gugus tugas. Kami tidak mau mereka masuk dan terpapar," ujar dia.
Pembatasan akses dilakukan sejak tanggal 16 - 29 Maret 2021.
Rencananya, setelah ini akan diperpanjang seminggu kedepan, hingga Jumat 2 April mendatang. ( Tribunjogja.com )