Nasional
Menkes Nilai Pelaksanaan Vaksinasi Massal di DI Yogyakarta Lebih Baik Dibandingkan Jakarta
Pelaksanaan kali ini dapat berjalan lebih baik berkat evaluasi pelaksanaan vaksinasi massal sebelumnya.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Yuwantoro Winduaji
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menilai bahwa pelaksanaan vaksinasi massal di DI Yogyakarta berjalan lebih baik dibandingkan pelaksanaan yang diselenggarakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta beberapa waktu lalu.
Pasalnya, kerumunan calon penerima vaksin di daerah ini dapat diurai.
Hal itu disebabkan karena pihak penyelenggara melakukan pembatasan terhadap calon penerima vaksin yang memasuki area penyuntikan.
"Tadi pelaksanaannya jauh lebih rapi karena biasanya terjadi kerumunan. Tiap satu jamnya diatur 120 orang, kalau di sini (Benteng Vredeburg) 140 orang jadi jauh lebih rapi," ungkapnya saat ditemui wartawan usai meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bersama Presiden Joko Widodo dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Benteng Vredeburg, Senin (1/3/2021).
Baca juga: Presiden Joko Widodo Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Yogyakarta: Berjalan Lancar dan Baik
Budi mengungkapkan, pelaksanaan kali ini dapat berjalan lebih baik berkat evaluasi pelaksanaan vaksinasi massal sebelumnya.
Hanya saja Budi memberikan catatan kepada kerumunan wartawan yang belum bisa diurai setiap ada pelaksanaan vaksinasi massal.
"Kita belajar tiap ada event kita belajar," tambahnya.
Budi menjelaskan, pada vaksinasi tahap kedua ini sasarannya adalah pelayan publik dan warga usia lanjut (lansia).
Adapun jumlah sasaran yang ditetapkan diprediksi mencapai 38 juta jiwa.
"Ada 38 juta sasaran yang harus kita suntik. Jadi kalau dua kali (penyuntikan) kan jadi 76 juta. Itu diharapkan selesai sampai Juni," terangnya.
Dalam penyaluran tahap dua ini kelompok lansia menjadi sasaran yang diprioritaskan. Jumlahnya tercatat mencapai 21,6 juta jiwa.
Pasalnya, lansia merupakan kelompok rentan jika terpapar COVID-19.
Kematian pada kelompok lansia setelah terpapar virus korona pun tergolong tinggi.
Baca juga: Sebanyak 3.050 Pelayan Publik di Kulon Progo Akan Divaksin COVID-19 Pekan Ini
"Karena (lansia) yang paling rawan terkena, fatalitasnya juga tinggi. Jadi pembagian jatah ini berbasis resiko," pungkasnya.