Ekonomi Kontraksi Selama Pandemi, Garis Kemiskinan di DI Yogyakarta Meningkat 12,80 Persen
Perkembangan penduduk miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami peningkatan sebesar 12,80 persen per September 2020
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perkembangan penduduk miskin di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami peningkatan sebesar 12,80 persen per September 2020 dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama.
Pada September 2020, jumlah penduduk miskin di wilayah ini tercatat sebanyak 503,14 ribu orang.
Jika dibandingkan dengan kondisi Maret 2020, terlihat adanya penambahan penduduk miskin sebanyak 27,4 ribu orang atau sebesar 5,76 persen.
Selain itu, selama periode September 2019 - September 2020, prosentase penduduk miskin juga mengalami
peningkatan dari 11,44 persen menjadi 12,80 persen.
Baca juga: WAWANCARA EKSKLUSIF: Regulasi Vaksin Mandiri Mulai Digodok, Epidemiolog UGM Buka Suara
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sugeng Arianto menuturkan, jumlah penduduk miskin secara absolut di wilayah DI Yogyakarta paling banyak terdapat di daerah perkotaan.
"Pada September 2020, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan DI Yogyakarta tercatat sebanyak 353,21 ribu orang atau lebih dua kali lipat dari jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan yang banyaknya 149,93 ribu orang," jelasnya melalui siaran pers virtual di kanal resmi BPS DIY, Senin (15/02/2021).
Selain itu, jika dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2020, terlihat bahwa penambahan jumlah penduduk miskin di DI Yogyakarta lebih banyak di perkotaan.
Penduduk miskin perkotaan mengalami penambahan sebanyak 27,1 ribu orang.
Adapun penduduk miskin di perdesaan hanya bertambah sebanyak 0,3 ribu orang.
Meskipun demikian, secara persentase, penduduk miskin di perdesaan lebih banyak dibandingkan di perkotaan.
Prosentase penduduk miskin di perdesaan tercatat sebanyak 14,57 persen.
Dengan demikian, secara rata-rata terdapat sekitar 14 penduduk miskin di antara 100 orang penduduk di perdesaan.
Sementara itu, prosentase penduduk miskin di perkotaan sebanyak 12,17 persen.
Ia mengatakan, terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi secara agregat selama setahun terakhir sebagai akibat pandemi Covid-19 diduga menjadi penyebab meningkatnya penduduk miskin di DI Yogyakarta.