Mencicipi Nikmatnya Bubur Blendrang, Kuliner Selingan Khas Gunungpring Magelang
Bubur blendrang namanya, pilihan kuliner yang satu ini bisa jadi salah satu referensi menu andalan yang tak biasa namun tak kalah nikmat
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Muhammad Fatoni
Setelah tulang terasa cukup lembut, baru kemudian dimasukkan gandum yang telah diencerkan.
"Kalau yang blendrang kambing agak sedikit beda karena tulangnya kan sedikit lebih keras jadi mesti direbus dari sore dulu," kata dia.
Setiap harinya, Romadhon menyebut bisa menghabiskan rata-rata sebanyak tujuh kilogram (kg) tulang ayam dan dua kilogram tulang kambing.
"Rata-rata tujuh kg untuk tulang ayam, tulang kambing dua kilogram. Mulai bukanya biasa dari jam 10.00 WIB dan habisnya juga tidak mesti," tuturnya.
Bubur blendrang Mbak Sri memang dikenal cukup khas.
Rasanya gurih dan sedikit pedas saat lidah menyecap irisan cabai yang ikut diaduk dalam semangkuk bubur.

Namun, sensasi yang mungkin tak kalah nikmat adalah campuran tulang kambing dan ayam yang memenuhi semangkuk bubur blendrang.
Lidah pun tak berhenti bergoyang saat menggigit potongan daging yang masih menempel di sela-sela tulang itu.
Satu lagi yang tak kalah unik, Romadhon mengaku tidak mematok harga untuk menjual bubur blendrang itu.
Dia melayani semua permintaan pengunjung yang bisa sesuka hati memesan bubur sesuai dengan keinginannya.
"Nggak matok harga, mau beli berapapun bisa. Rp2000 bisa, kan anak-anak kecil itu kadang mau beli, bisa juga Rp3000, Rp5000, Rp10 ribu bisa," imbuhnya.
( tribunjogja.com/ yosef leon )