WHO Rekomendasikan Vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk Orang Diabetes, Begini Lengkapnya
Pertanyaan mengenai efektifitas vaksin Covid-19 yang dibuat Oxford/AstraZeneca atau AZD1222 sering dilontarkan warganet, mengingat Indonesia juga akan
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Rina Eviana
TRIBUNJOGJA.COM - Pertanyaan mengenai efektifitas Vaksin COVID-19 yang dibuat Oxford/AstraZeneca atau AZD1222 sering dilontarkan warganet, mengingat Indonesia juga akan menggunakan vaksin tersebut untuk pencegahan Virus Corona.
Diketahui, Kelompok Penasihat Strategis WHO untuk Ahli Imunisasi (SAGE) juga telah mengeluarkan rekomendasi sementara untuk penggunaan vaksin Oxford/AstraZeneca Covid-19 atau AZD1222.

Tribun Jogja merangkum sederet pertanyaan yang mungkin terlontar dan jawaban dari WHO atas pertanyaan tersebut.
Berikut rangkumannya:
1. Siapa yang harus divaksinasi dulu?

Meskipun persediaan vaksin terbatas, WHO merekomendasikan agar prioritas vaksin diberikan kepada petugas kesehatan yang berisiko tinggi terpajan dan orang lanjut usia, termasuk mereka yang berusia 65 atau lebih.
Negara dapat merujuk pada Peta Jalan Prioritas WHO dan Kerangka Nilai WHO sebagai pedoman untuk memprioritaskan kelompok sasaran.
2. Siapa lagi yang bisa menerima vaksin?

Vaksinasi direkomendasikan untuk orang dengan penyakit penyerta yang telah teridentifikasi meningkatkan risiko COVID-19 yang parah, termasuk obesitas, penyakit kardiovaskular, penyakit pernapasan, dan diabetes.
Ini artinya, vaksin bisa digunakan untuk orang dengan komorbid seperti diatas.
Namun, WHO membutuhkan penelitian lebih lanjut pengunaan vaksin untuk orang yang hidup dengan HIV atau kondisi auto-imun.
Orang dalam kategori ini yang merupakan bagian dari kelompok yang direkomendasikan untuk vaksinasi dapat divaksinasi setelah menerima informasi dan konseling.
Vaksinasi dapat ditawarkan kepada orang-orang yang pernah menderita COVID-19 sebelumnya.
Akan tetapi, individu mungkin akan menunda vaksinasi COVID-19 mereka sendiri hingga enam bulan sejak infeksi SARS-CoV-2.
Ini untuk memungkinkan orang lain yang mungkin membutuhkan vaksin lebih mendesak untuk pergi lebih dulu.
Vaksinasi dapat ditawarkan kepada wanita menyusui jika mereka adalah bagian dari kelompok yang diprioritaskan untuk vaksinasi.
WHO tidak merekomendasikan penghentian menyusui setelah vaksinasi.
• Vaksin Covid-19 Sinovac Lolos untuk Lansia, Dinkes Gunungkidul Tunggu Instruksi Vaksinasi
3. Haruskah wanita hamil divaksinasi?

Meskipun kehamilan membuat wanita berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 parah, sangat sedikit data yang tersedia untuk menilai keamanan vaksin selama kehamilan.
Wanita hamil dapat menerima vaksin jika manfaat dari vaksinasi wanita hamil lebih besar daripada potensi risikonya.
Untuk alasan ini, wanita hamil yang berisiko tinggi terpapar SARS-CoV-2 (mis. petugas kesehatan) atau yang memiliki penyakit penyerta yang menambah risiko penyakit parah, dapat divaksinasi dengan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka.
4. Untuk siapa vaksin tidak direkomendasikan?

Orang dengan riwayat reaksi alergi parah terhadap komponen vaksin apa pun sebaiknya tidak divaksin.
Vaksin ini tidak direkomendasikan untuk orang yang lebih muda dari 18 tahun menunggu hasil penelitian lebih lanjut.
• dr Erlina Burhan Jelaskan Alasan Orang Bisa Terjangkit Covid-19 Meski Telah Disuntik Vaksin
5. Berapa dosis yang dianjurkan?

Dosis yang dianjurkan adalah dua dosis yang diberikan secara intramuskular (masing-masing 0,5ml) dengan interval 8 sampai 12 minggu.
Penelitian tambahan diperlukan untuk memahami perlindungan potensial jangka panjang setelah dosis tunggal.
6. Apakah ini aman?

Meskipun vaksin ini belum direkomendasikan untuk Daftar Penggunaan Darurat oleh WHO, vaksin ini telah ditinjau oleh European Medicines Agency (EMA) dan oleh karena itu memenuhi kriteria WHO untuk pertimbangan SAGE.
EMA telah menilai secara menyeluruh data tentang kualitas, keamanan, dan kemanjuran vaksin dan merekomendasikan pemberian izin pemasaran bersyarat untuk orang yang berusia 18 tahun ke atas.
Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin, sekelompok ahli yang memberikan panduan independen dan berwibawa kepada WHO tentang topik penggunaan vaksin yang aman, menerima dan menilai laporan kejadian keamanan yang dicurigai yang berpotensi berdampak internasional.
7. Seberapa manjur vaksin itu?

Vaksin AZD1222 melawan COVID-19 memiliki khasiat 63,09% melawan gejala infeksi SARS-CoV-2.
Interval dosis yang lebih lama dalam rentang 8 hingga 12 minggu dikaitkan dengan kemanjuran vaksin yang lebih besar.
8. Apakah ini berfungsi dengan varian baru?

SAGE telah meninjau semua data yang tersedia tentang kinerja vaksin dalam pengaturan varian yang menjadi perhatian.
SAGE saat ini merekomendasikan penggunaan vaksin AZD1222 sesuai dengan Peta Jalan Prioritas WHO, meskipun varian virus ada di suatu negara.
Negara harus menilai risiko dan manfaat dengan mempertimbangkan situasi epidemiologis mereka.
Temuan awal menyoroti kebutuhan mendesak akan pendekatan terkoordinasi untuk surveilans dan evaluasi varian dan potensi dampaknya terhadap efektivitas vaksin.
Saat data baru tersedia, WHO akan memperbarui rekomendasi yang sesuai.
9. Apakah itu mencegah infeksi dan penularan?

Tidak ada data substantif yang tersedia terkait dengan dampak AZD1222 pada penularan atau pelepasan virus.
Sementara itu, kita harus menjaga dan memperkuat langkah-langkah kesehatan masyarakat, seperti 3M.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )