Yogyakarta
Tak Ada Pesta Perayaan, Tahun Baru Imlek di DI Yogyakarta Digelar Sederhana
Prosesi doa bersama digelar sederhana dan berlangsung tak lebih dari 30 menit.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tahun baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi masyarakat Tianghoa.
Kali ini perayaan pergantian Tahun Baru Imlek 2572 yang jatuh pada 12 Februari 2021 tak seramai masa-masa sebelumnya.
Pasalnya pandemi COVID-19 tengah melanda dunia.
Di Kelenteng Fuk Ling Mau, Gondomanan, Kota Yogyakarta misalnya, tak ada penyelenggaraan pesta di tahun ini.
Ketua Pengurus Kelenteng Fuk Ling Miau Gondomanan Ang Ping Siang mengungkapkan, walaupun tak ada pesta pergantian tahun, prosesi doa bersama tetap digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Baca juga: Libur Imlek, Kawasan Malioboro Mulai Dipadati Kendaraan dan Wisatawan Lokal
Prosesi doa bersama pun digelar sederhana dan berlangsung tak lebih dari 30 menit.
Setelahnya, warga Tianghoa langsung meninggalkan lokasi untuk mencegah adanya kerumunan.
“Intinya kita semua mencari keselamatan juga memohon doa semoga pandemi ini dapat segera berakhir,” ujarnya.
Angling Wijaya sapaan lain Ang Ping Siang melanjutkan, sebelum pandemi melanda, prosesi ibadah bisa dihadiri sampai 300-an umat Tianghoa.
Biasanya juga terdapat kemeriahan pesta barongsai dan kembang api di malam hari menjelang pergantian tahun.
Meskipun sederhana, proses sembahyang Imlek dapat berjalan khidmat.
“Kemarin malam hanya menyalakan lilin saja saat detik-detik malam pergantian. Tidak ada pesta-pesta seperti di tahun-tahun sebelumnya," tambahnya.
Baca juga: Libur Imlek, Wisatawan di Malioboro Dibatasi 700 Orang per Hari
Kendati demikian, pengurus kelenteng tak melarang para umat yang ingin beribadah di hari Jumat.
Pihaknya juga telah menyiapkan fasilitas penunjang seperti wastafel dan sabun untuk mencuci tangan.
Arus keluar masuk pun diatur menjadi satu arah untuk mencegah penularan COVID-19.
Dari pantauan Tribunjogja.com pada Jumat (12/2/2021) sore hari, masih ada segelintir umat Tianghoa yang datang untuk menyelenggarakan ibadah hio.
Pengunjung kelenteng diwajibkan mematuhi protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.
Adapun perbedaan perayaan tahun ini adalah pengelola juga meniadakan pembagian sembako kepada warga kurang mampu yang biasa dilakukan sebelum Tahun Baru Imlek.
Pasalnya, kegiatan itu dapat mengundang kerumunan warga.
Baca juga: Tokoh Pemerhati Peduli Klenteng Sebut Imlek sebagai Wujud Syukur pada Pencipta
Seorang warga Tianghoa Robin Hartanto mengungkapkan, saat Tahun Baru Imlek biasanya warga Tianghoa saling mengunjungi antar anggota keluarganya.
Namun khusus tahun ini, niat untuk berkumpul itu dia urungkan.
"Ya begini di rumah saja setelah berdoa. Daripada membahayakan orang lain dan keluarga jadi nggak usah kumpul-kumpul," terangnya saat ditemui setelah sembahyang di Kelenteng Gondomanan.
Robin memiliki harapan khusus di tahun baru kerbau ini.
Dia berdoa agar pandemi COVID-19 dapat segera berlalu dan kondisi kembali menjadi normal seperti sedia kala.
“Untuk kedepannya COVID-19 tertangani agar bisa pulih seperti biasa. Kita normal lebih enak untuk di kehidupan biasa, usaha pasti dampaknya bagus,” harapnya. ( Tribunjogja.com )