Nasib Paguyuban Wargo Laras Setelah Ditinggal Ki Seno Nugroho, Ini Kisahnya
Paguyuban Wargo Laras yang selalu mengiringi sering menonton karya Ki Seno Nugroho, baik di YouTube maupun koleksi pribadi.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Wayang Climen bukanlah jenis wayang seperti wayang kulit, wayang golek atau wayang orang.
Namun, itu adalah pertunjukan wayang kulit yang didesain dengan sangat simple, minimalis dan sederhana.
“Dari situ, kami juga mendapat pemasukan lagi,” tuturnya.
Mulai pertengahan hingga akhir Februari 2021, Paguyuban Wargo Laras sudah penuh jadwal pertunjukan via daring.
Memang, kini satu-satunya jalan untuk tetap berkarya adalah memanfaatkan teknologi YouTube dan media sosial lain.
Mereka tetap bersama untuk melanjutkan karya sembari menggembleng Ki Gadhing Pawukir dan Ki Gadhang Prasetyo untuk jadi penerus Ki Seno Nugroho.
“Sejak dulu, Pak Seno selalu meminta kami berkarya. Siapapun yang punya dasar mendalang ya berkarya. Ada Ki Geter, Ki Sigit, Ki Haryo dan masih banyak. Jadi kami akan tetap berkarya,” tandas Gunawan.
Penampilan Pak Manteb

Ki Manteb Sudarsono saat membawakan Goro-Goro pada 100 hari peringatan wafatnya Ki Seno Nugroho, Sedayu, Kamis (11/2/2021) dini hari. Kisah yang dibawakan Ki Manteb pada babak Goro-Goro adalah cerita ketika dirinya mendengar Ki Seno wafat dari dalang Yoyok.
Pada satu dalam satu babak penuh, ia menceritakan bagaimana kedekatan antara Ki Manteb dengan Ki Seno semasa hidupnya. Ada satu kenangan saat tiga hari sebelum Ki Seno wafat, ia sempat bertelepon saling bertanya kabar.
Pada percakapannya, Ki Manteb menceritakan bahwa malam itu Ki Seno juga sempat berkonsultasi soal lakon yang hendak ia bawakan di Sragen.
"Awalnya Seno akan membawakan lakon Srikandi, tapi itu sudah saya bawakan, akhirnya lakon yang dipilih Seno adalah Drupadi," katanya dalam bahasa Jawa sambil memainkan punokawan.
Hingga saat ini Ki Manteb menganggap Ki Seno sudah seperti anaknya sendiri.
Ia berjanji saat hadir di tahlilan Ki Seno pada tujuh hari pemakamnya, bahwa Ki Manteb akan menjadi penampil pada peringatan 100 hari wafatnya Ki Seno.
Hari ini, janji itu ditepati oleh Ki Manteb, ia pun rela tidak dibayar sepeserpun, dan meminta timnya juga menyiapkan segala hal untuk penampilan.